Mengenai Saya

Foto saya
jember, Jawa timur, Indonesia
Alumni fisika MIPA Universitas Jember


Sejak beribu–ribu tahun yang silam, di negeri Yunani kuno terdapat kota yang diberi nama “Troy”. Kota tersebut diperintah oleh salah satu dari beberapa raja yang bernama Priam. Dia memiliki beberapa anak. Suatu hari raja dan ratu dikaruniai seorang pemimpin  kecil, keluarga rajapun bahagia dan pemimpin tersebut diberi nama Paris. Ketika Paris masih menjadi anak–anak, ratu bermimpi aneh yang tidak dapat dipahami maksudnya. Ratu menjadi takut, kuatir dan dirudung kesusahan dan tanda–tanda duka dan sedih serta gundah yang berlebihan itu tampak pada dirinya, apa gerangan yang menjadikan mimpi itu mengganggu segalanya?, menurut alkisah bahwa ratu telah melihat dalam mimpi bahwa anaknya  Paris, mengambil percikan api yang membara di tangannya dan melemparkannya ke kota “Troy”, maka terjadilah kebakaran kecil dan kota tersebut terbakar dari awal hingga akhir. Mimpi tersebut membuat ratu gelisah, hatinya kacau, dia mulai berpikir tentang arti dan maksud mimpi  tersebut. Orang – orang dahulu yakin bahwa semua mimpi–mimpi mempunyai arti dan akan menjadi suatu kenyataan baik dan buruk, jika  mengalami kesulitan dan tidak tahu arti mimpi, maka mereka akan pergi ke para ulama’ untuk meminta petunjuk, dan merekapun akan menafsirkan tentang arti  mimpi–mimpi yang mereka lihat dalam tidurnya. Oleh karena itu ratu pergi ke para ulama' dan hakim dan menceritakan kepadanya tentang mimpi yang ia lihat serta meminta untuk menafsirkannya. Hakim itu mengatakan maaf kepada sang ratu. Sesungguhnya  Paris ketika tumbuh besar dan menjadi orang dewasa, dia akan menjadi sebab kesengsaraan dan kesusahan serta kegelisahan bagi kota Troy yang indah dan akan mengakibatkan kehancuran, dan dia akan dibunuh oleh beberapa orang yang gagah berani lalu negara kita akan menjadi pecah dan para musuh akan menjajah kota lalu kita akan jatuh ditangan mereka.
Raja dan ratu menjadi sedih yang amat dalam ketika mendengar anaknya akan menjadi sebab terjadinya peperangan yang mengakibatkan hancurnya kota mereka yang tercinta dan megah. Dia berkata; mustahil ini akan terjadi, lebih baik mengorbankan anak kita dari pada mengorbankan kota kita dan tidak akan membiarkan negara kita menjadi hancur.
Raja tersebut memikirkan bangsa dan negaranya, dan tidak memikirkan anaknya atau buah hatinya. Saat itu juga dia memerintahkan  pembantunya seraya berkata “ ambillah anak ini, bawalah pergi dari kota dan taruh di gunung lalu tinggalkan di sana “
            Pembantu itu melaksanakan titah sang raja, dan membawa pemimpin kecil itu ke suatu tempat yang jauh dari pegunungan Ida, kemudian meninggalkannya agar mati dan iapun kembali ke kota.
            Sang ratu menangisi anaknya yang mungil dan bersedih karena berpisah, dia mengira bahwa anaknya akan mati kedinginan dan kelaparan serta diterkam binatang buas dan dikunyah sedikit demi sedikit, namun memikirkan keselamatan negara telah melupakan anaknya. Kemungkinan anak itu akan mengalami penderitaan dan tewas di gunung yang menyeramkan itu yang penuh dengan binatang liar yang sangat buas dan ganas.
Pemimpin kecil tersebut belum tewas atau mati, ia ditemukan oleh seorang pengembala kambing yang bermukim dekat dengan tempat anak yang ditinggal dalam keadaan tertidur pulas di sebelah sudut gunung, dalam hatinya dia berkata; tampannya anak itu !, siapa gerangan yang telah meninggalkannya di sini ?. Pengembala itu melihat-lihat di sekelilingnya untuk mencari orang yang telah menelantarkan anak kecil itu yang tampan, tetapi dia tidak menjumpai siapapun, sehingga dia mengambil anak yang sedang tidur dengan kedua tangannya, dan dibawa ke rumahnya dan mengatakan kepada istrinya bahwa ia telah menemukan anak yang miskin sedang sendirian di gunung dan dia merasa kasihan serta takut kalau hewan menerkamnya, kemudian dia memberikan bayi itu kepada istrinya, lalu dia mengambilnya dengan hati yang berbunga-bunga, lantas menciumnya, mengaguminya, mengasihinya dan mendidiknya bersama anak-anaknya dengan perlakuan yang sama.
            Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa  anak kecil yang tampan itu adalah salah satu pemimpin dari beberapa pemimpin dan putra raja dari beberapa raja. Hari demi hari dan tahun demi tahun telah berlalu, ia tumbuh besar dan dewasa, berbadan kekar, berparas tampan dan berpostur tinggi serta tampak keberaniannya, muncul bakat dalam hal pekerjaan yang ia lakukan. Ia belajar mengembala kambing dan menjaganya di gunung, anak itu menjadi pemimpin yang baik dari pada yang lain. Tidak pernah srigala mendekati kambing-kambingnya karena Paris menjaga dan melindunginya dengan tongkat dan pada dirinya muncul bakat dan keahlian dalam segala permainan olahraga yang dimainkan oleh para pengembala, dan sebelumnya ia selalu melakukannya.
            Paris dikenal sebagai pemuda yang memiliki keahlian dalam berpacu kuda, berani dan bersikap adil. Ketika para pengembala bersengketa, mereka menyerahkannya kepada Paris untuk dihakimi. Dia menghakimi suatu perselisihan dengan adil di hadapan mereka.
Nama baik pengembala yang berani itu terdengar, merekapun mengenalnya. Namanya terdengar dimana-mana, terkenal diantara pengembala-pengembala dan tersebar jauh namanya bermil-mil dari gunung Ida. Beritanya sampai di telinga Priam, raja Troy. Dia tidak mengerti bahwa pengembala yang terkenal itu adalah anaknya, Paris. Dia menyangka bahwa ia telah tewas di gunung dan tidak mengerti bahwa dia seorang pemimpin dan putra raja.
            Ada seorang perempuan berparas cantik, beretika dan berbudi luhur namanya Oenone. Paris sering melihatnya saat mengembala kambing. Dia mengaguminya lantas menikahinya dan dia hidup selama 12 tahun dengan senang dan bahagia. Sedangkan Oenonepun sendiri tidak tahu bahwa suaminya, si pengembala yang tampan dan pemberani tersebut seorang pemimpin Troy.
Pada suatu malam Paris mendengar suara seraya berkata : sesungguhnya Engkau wahai Paris adalah pemimpin Troy dan ayahandamu seorang raja Troy, pergilah ke kota Troy, disana orang tuamu akan merasakan keberadaanmu dan menyambutmu dengan segala kehangatan. Dia akan membelaimu dengan segala kelembutan dan kasih sayang.
            Paris bangun dengan hati berdebar-debar, dia menceritakan mimpinya kepada isterinya “Oenone” dan mengatakan bahwa dia terpaksa akan meninggalkannya dan pergi ke Troy untuk melihat ayahandanya. Isterinya yang jujur dan ikhlas bersedih dan menangis tersedu-sedu, dia berkata; jangan tinggalkanlah aku wahai Paris !, jika Engkau meninggalkan aku maka segala penderitaan dan kesedihan akan menimpa kita. Tetapi Paris tidak mempedulikan nasehat isterinya yang tercinta dan tidak mengindahkan omongannya, bagaimana dia bisa mempedulikan nasehat-nasehat dan mendengar omongannya sedangkan dia merasa seorang pemimpin Troy dan anak raja Yunani. Pada hari berikutnya dia pergi ke kota Troy dengan meninggalkan isterinya Oenone sendirian yang sedang menangis karena berpisah dan sedih atas kepergiannya yang lama.

0 komentar:

Posting Komentar

About