Kedua, kondisi cuaca di Antartika
memungkinkan terbentuknya awan yang
disebut dengan polar stratospheric clouds
(PSCs). Awan ini terbentuk hanya pada kondisi dingin, hal ini lah yang
mnenyebabkan awan ini biasanya hanya terbentuk
di Antartika (PSCs juga dapat ditemukan di Artik, tetapi karena cuacanya tidak selalu dingin, maka
awannya tidak begitu sering ditemukan). Untuk memahami mengapa PSCs
mengkontribusi penipisan ozon, informasi tambahan
mengenai kimia di stratosfer diperlukan. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, ketika CFCs memasuki stratosfer, mereka
terekspose pada sinar ultraviolet energi-tinggi dari matahari, yang menyebabkan
klorin (simbol kimianya adalah Cl) terlepas dari molekul CFC. Satu atom klorin
memiliki kemampuan untuk memfragmentasi lebih dari 1000 molekul ozon (sebagai
contoh melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2) sebelum atom klorin tersebut
terperangkap lagi dalam molekul yang lebih stabil (sering disebut dengan
reservoir substances), seperti chlorine nitrate (ClONO2). Fakta ini memang
sangat menarik dan mungkin dapat menjelaskan mengapa terjadi pengurangan ozon
di bumi. Akan tetapi tidak bisa menjelaskan mengapa terjadi lubang ozon.
Maka disinilah PSCs berperan. Pada permukaan
awan yang dingin ini, reservoir substances sekali lagi bertransformasi menjadi
bentuk klorin yang lebih aktif. Sebagi contoh, ClONO2 bereaksi dengan
hydrochloride acid (HCl) untuk membentuk chlorine gas (Cl2) and HNO3. Selama
periode gelap total di kutub sejumlah besar Cl2 dapat terakumulasi, tetapi
hanya sedikit penurunan ozon yang teramati. Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada
akhirnya membentuk lubang ozon terjadi hanya ketika sinar matahari pertama
menyinari atmosfer Antartika setelah periode malam di kutub, memecah Cl2
menjadi dua atom klorin (Cl2 -> 2 Cl). Sekarang destruksi ozon dapat dimulai
lagi melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2. Karena terdapat banyak sekali klorin
dalam bentuk aktif pada akhir malam di kutub (September di Antartika) lubang
ozon dapat meluas ke ukuran yang lebih besar dari pada wilayah Amerika Serikat.
Pada Kutub selatan, level ozon dibawah 100 Dobson unit sekarang telah secara
frekuentif diobservasi pada akhir September dan awal Oktober. Temperatur paling dingin
di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan September. awan tipis terbentuk
pada kondisi dingin ini, dan reaksi kimia pada partikel awan membantu gas
klorin dan bromin secara cepat menghancurkan ozon. Pada awal oktober,
temperatur biasanya mulai menghangat dan kemudian lapisan ozon mulai terbentuk kembali.
Mengenai Saya
- rizqi diaz
- jember, Jawa timur, Indonesia
- Alumni fisika MIPA Universitas Jember
0 komentar:
Posting Komentar