Pengertian Madu
Madu adalah suatu cairan kental berasa manis dan lezat, berwarna kuning
terang atau kuning keemasan yang dihasilkan oleh hewan jenis serangga yang
disebut lebah atau tawon. Lebah penghasil madu ini termasuk dalam famili
“apidae” dan yang paling banyak dibudidaya di Indonesia maupun diseluruh dunia
adalah jenis lebah Apis Mallifera. Madu alami umumnya terbuat dari nektar yakni
cairan manis yang terdapat di dalam mahkota bunga yang biasa diserap oleh lebah
atau tawon, yang kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam sarangnya untuk
diolah menjadi bahan persediaan makanan utama bagi mereka, seisi penghuni
sarangnya (Purbaya, 2007).
Jenis-jenis Madu
Jenis-jenis madu
yangdihasilkan oleh lebah atau tawon memang cukup banyak. Terlebih lagi bila
ditinjau dari sari bunga atau nektar yang dimakan atau dibawa oleh lebah.
Antara lain dikenal dengan sebutan: Madu bunga sepatu, calluna, linden,
calliandra dan banyak lagi. Bila ditinjau dari sumbernya, jenis-jenis madu
antara lain:
a. Madu Flora
Madu flora atau madu
bunga adalah madu murni yang dihasilkan dari nectar bunga. Madu ini umumnya
terdiri dari dua jenis:
1). Madu Monoflora
yang dihasilkan dari nectar yang bersumber satu jenis bunga saja.
2). Madu Porliflora
atau madu yang dihasilkan dihasilkan dari nektar yang bersumber lebih dari satu
macam bunga atau dari aneka macam bunga.
b. Madu Embun (honey
dew) adalah madu yang dihasilkan lebah dari sekresi serangga tertentu
yang sering terdapat pada tumbuh-tumbuhan atau kelopak-kelopak bunga.
c. Madu Ekstraflora
yaitu madu yang dihasilkan dari nectar non flora atau yang bukan berasal dari
bunga.
Kandungan Madu
Menurut penelitian para
ahli, madu alami mengandung banyak mineral serta tujuh jenis vitamin B
kompleks, juga terdapat vitamin C, dekstrin, pigmen tumbuhan, aminoacid (asam
amino), protein, serta ester (yang berfungsi untuk membentuk enzim), dan
komponen aromatik yaitu zat-zat atau unsur yang berfungsi sebagai pengharum.
Beberapa kandungan mineral dalam madu adalah Belerang (S), Kalsium (Ca),
Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi (Fe), Fosfor (P), Klor (Cl), Kalium (K),
Magnesium (Mg), Yodium (I), Seng (Zn), Silikon (Si), Natrium (Na), Molibdenum
(Mo) dan Aluminium (Al). Kandungan mineral yang ada dalam madu alami,
tergantung dari sari bunga yang dihisap. Kegunaan kalsium dan fosfor dalam madu
sangat berguna bagi pertumbuhan tulang dan gigi (Rostita, 2007).
Madu juga mengadung
senyawa Lysozyn yang memiliki daya antibakteri, termasuk senyawa Inhibine, yang
dapat bekerja sebagai desinfektan. Hal itulah yang menyebabkan madu alami dapat
digunakan sebagai penyembuh luka (Purbaya, 2007).
Menurut Purbaya (2007) madu
mengandung tujuh enzim yang tidak ternilaikan pula nilai serta manfaatnya.
Enzim-enzim tersebut adalah:
a. Enzim Invertase, yang
dikenal dapat mengubah sukrose menjadi dekstrose dan levulose.
b. Enzim Diastase yang
dikenal dapat mengubah tepung manjadi maltose.
c. Enzim Katalase yang
dapat mendemposisi hydrogen peroksidan (menguraikan hydrogen peroksidan menjadi
bentuk yang lebih sederhana).
d. Enzim Inulase yang
dapat mengubah insulin menjadi levulose.
e. Enzim dari zat-zat
aromatic, antara lain: Terpenes, Aldehid, Ester.
f. Enzim dari zat-zat
lain seperti misalnya: Manitol, Dulcitol.
g. Enzim Maltose yang
dapat membantu membangkitkan energi atau tenaga yang jarang sekali bisa
terjadi.
Manfaat Madu
Manfaat madu terhadap
kesehatan tubuh manusia dan kesehatan gigi dan mulut, antara lain :
a. Manfaat madu sebagai obat
penyakit lambung atau alat pencernaan. Kandungan zat mangan yang terdapat
dalam madu sangat efektif untuk membantu proses pencernaan dan penyerapan bahan
pangan. Selain itu juga dapat mengurangi derajat keasaman (pH), serta membantu
mencegah terjadi perdarahan pada lambung ataupun usus (Purbaya, 2007).
b. Manfaat madu sebagai obat
antibiotik. Madu mempunyai daya anti bakteri yang baik untuk mengobati luka
baru maupun lama, karena madu mempunyai daya pembunuh bakteri dalam spektrum
atau jangkauan luas. Selain itu juga di dalam madu terdapat zat yang berfungsi
sebagai barrier (penghalang atau pencegah), sehingga bakteri tidak dapat
menembus ke dalam luka (Purbaya, 2007).
c. Madu sangat efektif
untuk mencegah kerusakan gigi. Madu tidak hanya mampu menghentikan
bakteri di dalam mulut yang menyebabkan penebalan lapisan plak saja, namun juga
dapat mengurangi kadar asam di dalam mulut (Hamad,2007).
d. Madu dapat digunakan
sebagai obat penenang dan anestesi yang aman bagi bayi pada masa
pertumbuhan giginya (Rostita,2007).
e. Madu memiliki efek
sedaktif sehingga dapat menyebabkan tidur nyenyak. Di dalam tubuh, madu
dimetabolosir seperti halnya gula sehingga menyebabkan kadar sinotonin (suatu
senyawa yang dapat meredakan aktivitas otak) dalam otak meninggi yang
menginduksi pada relaksasi dan keinginan untuk tidur ( Sarwono, 2001).
Madu Bersifat Antibakteri
Bahan anti bakteri yang terdapat dalam madu berguna sekali untuk membantu
fungsi-fungsi tubuh di dalam mengatasi bakteri (kuman penyakit). Hal itu karena
didalam madu terdapat senyawa hidrogen peroksidan dan fitonitrisi. Madu juga
mengandung senyawa lysozine yang memiliki daya antibakteri, termasuk juga
senyawa inhibine yang dapat bekerja sebagai desinfektan (Purbaya, 2007).
Cara kerja madu sebagai
anti bakteri adalah madu mengikat air sehingga bakteri kekurangan air untuk
menggandakan diri. Water activity madu menghambat pertumbuhan bakteri, dan pH
madu yang berkisar 3,2-4,5 cukup rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri
secara umum. Aktivitas antibakteri utama di madu adalah terkait dengan hidrogen
peroksida yang terbentuk secara enzimatis. Tingkat hidrogen peroksida yang
diproduksi bersifat antibakteri, namun tidak membahayakan jaringan tubuh.
Berkumur madu encer (+ 15%) dapat menyembuhkan radang rongga mulut (Sarwono,
2001).
Sumber :
Purbaya, J.Rio, 2007,
Mengenal Madu Alami, Pionir Jaya, Bandung
Rostita, 2007, Berkat
Madu Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas, PT Mizan Pustaka, Bandung
Hamad, S., 2007, Terapi
Madu, Resep Praktis Untuk 84 Penyakit Plus Untuk Stamina Mental, Pustaka II
Man, Jakarta
Sarwono, B., 2001, Kiat
Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu, Agro Media Pustaka, Jakarta
Madu merupakan cairan yang keluar dari perut lebah yang
mengandung sari pati makanan, dimana saripati makanan tersebut berasal dari
bunga
ENZIM-ENZIM MADU
Madu
mengandung berbagai enzim yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan, bahkan
mengobati penyakit. Enzim-enzim tersebut antara lain diastase yang bermanfaat
mengubah polasakarida, invertase yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa, glukosa oksidase mengubah glukosa menjdai asam peroksida, peroksidase
melakukan proses oksidasi metabolik, serta lipase memecah lemak komplek menjadi
asam lemak. Secara keseluruhan, enzim-enzim tersebut bermanfaat bagi tubuh.
Perhatikan cara menyimpan madu agar tidak merusak enzim-enzim tersebut.
Di dalam madu terdapat
kandungan enzim yang berasal dari ludah lebah dan dari sari tumbuhan.
Selain itu, enzim juga dapat diperoleh dari madu embun yang
dihasilkan oleh serangga pengisap. Enzim yang dihasilkan dari madu adalah enzim peroksidase, invertase,
diastase, katalase, oksidase serta protease. Enzim invertase
berasal dari ludah lebah yang keluar pada saat memproses nektar. Enzim
invertase juga sudah ada dalam nektar tersebut. Enzim ini bertugas untuk
memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim diastase adalah
suatu enzim yang berfungsi mengubah zat tepung menjadi dekstrin dan maltosa.
Enzim ini akan rusak jika berada dalam suhu 60-80 derajat Celcius. Enzim
katalase bertugas untuk mengubah hidrogen peroksida yang bersifat antibakteri
(menghambat pertumbuhan bakteri). Enzim oksidase berperan dalam mengkatalisis
hidrogen dan juga sebagai akseptor ion hidrogen. Enzim peroksida berperan dalam
menjaga lipid membran sel dan hemoglobin dari senyawa peroksida yang bersifat
racun. Adapun enzim protease adalah enzim yang bertugas untuk menghidrolisis
protein.
Dari keterangan tersebut, kita mengetahui bahwa madu –selain
mengandung berbagai vitamin, mineral, protein dan lainnya – juga mengandung
enzim yang bermanfaat bagi tubuh kita. Enzim di dalam madu akan rusak bila madu
dipanaskan. Kenapa madu dipanaskan? Pertama, supaya madu kental sehingga tampak
menarik. Cara ini dilakukan untuk menghasilkan madu berkadar air rendah dengan
biaya yang rendah sehingga madu bisa dijual dengan harga murah. Kedua,
pemanasan merupakan upaya menyatukan berbagai bahan tambahan agar cairan
homogen.
Pemanasan terhadap madu merupakan bagian dari kegiatan pemalsuan
madu, yaitu pemalsuan mutu. Pastikan madu yang Anda konsumsi tidak saja asli,
tetapi juga bermutu sehingga semua kebaikan dari madu dapat diperoleh.
Sesuai dengan
SNI mengenai madu (ternak) maka kadar air adalah 22%, tapi kenapa madu hutan
encer sekali? apakah madu tersebut palsu? dicampur dengan air?
Dari hasil di
lapangan didapat bahwa madu hutan yang dipanen kadar air berkisar dari 24 -
28%. Sedangkan dari standar yang ditetapkan oleh JMHI (kedepannya) adalah 24%.
Banyak hal
yang menyebabkan madu hutan lebih encer, antara lain karena sarang madu hutan
berada di luar sehingga terkena hujan dan iklim yang lembab sehingga
mempengaruhi kadar air madu hutan.
Untuk
mengatasi kekurangan tersebut maka dikembangkan unit penurunan kadar air tanpa
pemanasan langsung terhadap madu, sehingga madu hutan yang dihasilkan akan
menjadi lebih tahan lama dan juga mengurangi terjadi nya proses fermentasi.