Aneh sekali! Mana mungkin menghubungkan
Fisika dan uang? Umumnya orang berpandangan bahwa hubungan fisika dengan
uang adalah seperti langit dan bumi. Fisika dianggap jurusan kering yang
tidak menghasilkan banyak uang sehingga seringkali ada olok-olok mengatakan
bahwa orang-orang yang masuk jurusan fisika adalah orang-orang yang emdees
(masa depan suram).
Namun perkembangan cepat dalam dunia ini sedikit demi
sedikit merubah dikotomi fisika dan uang ini. Makin lama fisika makin dekat
dengan uang. Analisa-analisa di Pasar uang internasional yang semakin
rumit membutuhkan banyak jasa fisikawan. Pasar-pasar uang ini telah
membuktikan bahwa lebih menguntungkan jika dapat memanfaatkan fisikawan dengan
teori fisikanya untuk menganalisa suatu sistem dinamis yang rumit seperti
saham, efek, valas ataupun derivatif.
Sekarang ini banyak Bank dan institusi keuangan
memperkerjakan fisikawan. Dengan kemampuan matematika, kemampuan
komputer dan logikanya, para fisikawan ini mampu menganalisa masalah-masalah
keuangan yang sangat kompleks. Untuk pekerjaan yang rumit ini fisikawan
mendapat imbalan yang sangat bagus. Fisikawan yang bekerja di bidang keuangan
(dikenal sebagai quants atau quantitave analyst) dikenal karena
gajinya yang sangat tinggi. Salah satu iklan di suatu majalah menuliskan “Wanted: an organized physicist with good modelling and
programming skills, and a flair for communication. Salary: £40 000 rising to
£150 000 after one year.” Tidak
heran kalau kini fisikawan (termasuk John Sleath pemenang astronomy prize)
banyak yang memasuki sektor-sektor keuangan. Disamping sebagai analis, para
fisikawan ini ada pula yang membuka perusahaan sendiri dan menjadi enterpreneur
seperti J.P Bouchaud, Doyne Farmer dsb.
Kebanyakan fisikawan yang bekerja di bidang keuangan adalah
bekerja sebagai analis kuantitatif (quants=quantitative analyst). Mereka
mengamati kelakuan berbagai efek atau saham dimasa lampau kemudian memprediksi
jangkauan nilai dari efek atau saham itu di waktu mendatang. Quants juga
berkaitan dengan derivatif – produk keuangan seperti future dan opsi.
Dalam future, kita akan membeli sesuatu diwaktu mendatang dengan harga
yang telah ditentukan sekarang. Dalam opsi, kita punya hak untuk membeli
sesuatu pada harga yang diberikan di waktu mendatang. Dengan membuat model
pasar efek, quants dapat menghitung harga yang cukup masuk akal untuk
suatu derivatif.
Untuk menganalisa pasar,
fisikawan atau quants dapat memilih berbagai model. Model yang sering
dipakai banyak yang didasarkan pada model yang dikembangkan Bachelier pada
tahun 1900-an. Model ini berdasarkan gerak acak (random walk). Persamaan Black
& Scholes yang terkenal juga mempunyai hubungan erat dengan model Bachelier
ini.
Namun model Bachelier
terlalu sederhana. Model ini tidak mampu memprediksi adanya “crash”. Fisikawan
membutuhkan model yang lebih kompleks untuk menganalisa data yang jumlahnya
luar biasa banyaknya. Fisikawan dalam hal ini harus mengembangkan intuisinya
untuk memanfaatkan ide dan metode dalam fisika statistik seperti critical
phenomena, termodinamika, turbulence dan fenomena non-equilibrium lainnya
ataupun model lainnya untuk kemudian mengembangkan perhitungan komputer guna
mendapatkan analisa yang tepat untuk pasar yang sedang diamati itu.
Baru-baru ini C. Tannous dan
A. Fessant dalam artikelnya di European Physical Journal Perancis
mengklaim bahwa dengan menggunakan teori pembakaran bahan bakar mereka
mampu memprediksi perubahan mendadak yang terjadi pada nilai suatu saham.
Menurut mereka proses pembakaran bahan bakar dapat tiba-tiba terjadi
setelah perioda stabil yang cukup lama. Tannous dan Fessant mengatakan bahwa
ini mirip dengna kelakuan dari beberapa saham yang cenderung melompat setelah
waktu yang cukup lama dalam kestabilan. Keduanya kemudian mengaplikasikan
pengetahuan mereka tentang fisika condensed matter untuk mengamati fluktuasi
dari beberapa saham ini. Menurut mereka, penemuan ini dapat menolong pengalisa
pasar untuk memprediksi kapan dan seberapa besar suatu saham akan naik dan
turun setelah masa kestabilan yang cukup lama.
Tannous dan Fessan meneliti
beberapa perusahaan besar dan kecil dari industri dan ekonomi yang berbeda
sebagai sampel. Kemudian mereka memodifikasi persamaan proses pembakaran ini
dan menganalogikan konsentrasi bahan bakar dengan harga saham. Dengan
menggunakan data 5 tahun terakhir dari perusahaan-perusahaan itu mereka
menganalisa kapan saham melompat. Ternyata hasil analisa mereka cukup akurat
dan sangat menggairahkan para analis untuk memanfaatkannya.
Selain model fisika
statistik, ada model-model lain seperti model gempa, model rangkaian listrik
yang dikembangkan untuk menjelaskan terjadinya “crash” itu. Takayasu dari
Jepang membuat suatu rangkaian listrik dengan menggunakan amplifier,
hambatan, hambatan geser, dioda dan kapasitor. Output rangkaian ini
kemudian digunakan untuk menjelaskan kelakuan statistik dari perubahan
nilai valuta asing (yen terhadap dollar). Hasil analisanya sangat
menggembirakan.
Banyak model-model lain
terus dikembangkan untuk menganalisa pasar uang yang sangat dinamik ini. Kini
makin banyak fisikawan yang bergairah untuk menjelaskan berbagai
fenomena yang terjadi dalam pasar uang ini. Gairahnya sama seperti ketika
beberapa waktu yang lalu, fisikawan menganalisa data-data geologi untuk
mengembangkan bidang geofisika atau menggunakan data-data atmosfir untuk
mengembangkan fisika atmosfer ataupun data-data biologi untuk mengembangkan
biofisika. Perkembangan ini sangat menggembirakan.
Di Indonesia, penelitian ke
arah fisika uang ini belum banyak Banyak fisikawan Indonesia tidak
mengenal apa itu ekonofisika, suatu cabang baru fisika yang berkaitan
dengan masalah-masalah ekonomi (terutama masalah keuangan). Ketidakperdulian
dan ketidaktahuan para fisikawan ini terjadi karena kurangnya informasi yang
mereka terima. Mudah-mudahan kedepannya dengan lebih banyaknya informasi yang
masuk, makin banyak fisikawan yang mendalami fisika uang ini. (***)
(Yohanes Surya)
0 komentar:
Posting Komentar