Apa yang terjadi
ketika kita menuangkan pasir sedikit demi sedikit ke atas lantai? Ya betul,
pasir akan membentuk suatu bukit pasir kecil. Jika kita terus menuangkan
pasir, bukit pasir ini makin lama makin besar dan makin tinggi. Ketika bukit
pasir mencapai suatu ketinggian tertentu yang kita sebut ketinggian kritis
terjadilah suatu keanehan. Pada ketinggian kritis ketika kita terus
menjatuhkan butir pasir, butir-butir pasir ini mengatur dirinya,
mempertahankan agar kemiringan bukit pasir tidak berubah. Memang bukit
semakin besar, tetapi kemiringan tetap sama. Aneh bukan? Sepertinya
pasir-pasir ini punya otak untuk menghitung agar kemiringan bukit pasir tidak
berubah.
Peristiwa pengaturan diri seperti yang terjadi pada pembentukan bukit pasir
ini merupakan satu diantara ribuan bahkan jutaan peristiwa pengaturan diri
yang terjadi di alam ini. Peristiwa-peristiwa
pengaturan diri ini terjadi ketika suatu sistem berada pada kondisi
kritis. Pada kondisi kritis, tiap individu berinteraksi dengan
individu-individu lain. Kemudian individu-individu ini secara bersama-sama
mengatur dirinya (self organizing criticality) sehingga mem-brojol-lah
(emerge) sesuatu keadaan yang baru, yang berbeda dari biasanya. Dalam
fisika, proses pengaturan diri pada kondisi kritis dikenal sebagai fenomena
kritis (critical phenomena).
Apa yang terjadi pada air yang berada dalam kondisi kritis (kondisi dimana
air berada dalam wujud cair dan gas secara bersamaan yaitu ketika air berada
pada tekanan 218 kali tekanan udara normal dan suhu 3740C)?
Disini juga terjadi proses pengaturan diri (self organizing criticality).
Ketika suhu air kritis ini diturunkan sedikiiit saja, secara tiba-tiba
seluruh molekul (tidak hanya satu, ya seluruh molekul), sepertinya ada yang
menyuruh, mengubah air kritis menjadi cair. Atau ketika tekanan
diturunkan sedikiit saja, maka secara tiba-tiba seluruh molekul akan mengubah
air ini menjadi gas.
Proses pengaturan diri ini terjadi juga pada fenomena magnet yang dipanaskan
sampai suhu kritis yang dinamakan suhu Curie. Magnet yang dipanaskan
melewati suhu kritis ini secara tiba-tiba dapat kehilangan
sifat magnetnya. Ataupun pada fenomena superkonduktor yaitu ketika
suatu material didinginkan hingga suhu tertentu yang kita namakan suhu
kritis, secara tiba-tiba kehilangan hambatan listriknya.
Dalam biologi peristiwa pengaturan diri ini terjadi pada angsa-angsa yang
hidup didaerah 4 musim. Ketika musim dingin tiba
angsa-angsa berada pada kondisi kritis. Jika mereka diam ditempat mereka akan
mati, sebaliknya jika mereka harus terbang sendiri ribuan kilometer mencari
daerah hangat, mereka juga akan mati (tidak sanggup terbang sejauh itu). Pada
kondisi kritis ini terjadilah pengaturan diri, angsa-angsa ini secara
ajaib membentuk suatu kelompok dan terbang dalam suatu formasi berbentuk
huruf “V”. Pada formasi ini angsa terdepan mengeluarkan tenaga paling
besar, ia membuka jalur udara untuk angsa-angsa dibelakangnya, sehingga
angsa dibelakangnya dapat menghemat energi. Ketika angsa terdepan ini lelah,
angsa dibelakangnya menggantikannya. Mereka mengatur diri hingga mereka bisa
keluar dari kondisi kritis ini.
Ketika seorang dikejar anjing galak, orang itu berada pada kondisi kritis. Disini
sel-sel tubuh orang ini mengatur diri. Sel-sel ini secara serentak mengubah
ATP (adenin Tri phospat) menjadi ADP (adenin diphospat) dengan melepaskan
phospatnya. Pengubahan ini menghasilkan energi ekstra yang digunakan untuk
keluar dari kondisi kritis ini. Yang semula orang itu hanya bisa melompat 1
meter, kini secara tiba-tiba mampu melompat lebih dari 1,5 meter.
Ketika mengikuti acara pemberian medali Olimpiade Fisika Internasional, saat
nama sang absolute winner (juara) diumumkan, secara serentak penonton berdiri
memberikan tepuk tangan yang terus menerus, dengan irama yang enak didengar.
Kembali kondisi kritis mendorong pengaturan diri (self organizing).
Peristiwa pengaturan diri pada kondisi kritis (Self organizing criticality)
ini terjadi juga dalam bisnis atau kehidupan sosial. Seorang pebisnis ketika
bisnisnya berada pada kondisi kritis, secara tiba-tiba menemukan jalan
keluar, ada proses pengaturan diri dimana lingkungan (semesta) membantu dia
untuk keluar dari krisisnya. Mereka sering namakan ini invisible hand.
Atau seorang yang ingin sekali sembuh dari penyakitnya secara ajaib mendapat
petunjuk dari sekelilingnya (dari temannya, saudaranya ataupun dari alam
sekelilingnya) untuk sembuh dari penyakitnya. Alam mengatur dirinya untuk ia
keluar dari kondisi kritis. Menurut suatu penelitian tubuh kita sudah
mempunyai mekanisme sendiri untuk menyembuhkan berbagai penyakit melalui
pengaturan sel-sel tubuhnya.
Peristiwa pengaturan diri pada keadaan kritis (self organizing criticality)
untuk mengeluarkan kita dari kondisi kritis ini saya namakan MESTAKUNG
(MES = seMESta, KUNG = menduKUNG). Ketika terjadi kondisi kritis Tuhan
telah menyediakan semesta (yang dimaksud semesta dalam hal ini adalah sel-sel
tubuh kita, pikiran, keluarga, teman, lingkungan dan alam sekitar kita) yang
akan mengatur diri untuk membantu kita keluar dari kondisi ini.
Hukum Alam
Self organizing Criticality atau Mestakung ini
merupakan hukum alam. Sama seperti hukum-hukum alam lainnya (misalnya
hukum Gravitasi, hukum benda terapung dsb), hukum ini akan bekerja tidak
tergantung pada apakah kita percaya atau tidak. Benda yang dilepas di atas
permukaan bumi akan jatuh ke bawah, tidak pernah jatuh ke atas terlepas kita
percaya atau tidak. Demikian hukum Mestakung ini akan bekerja pada
siapa saja terlepas kita percaya atau tidak, terlepas kita agama, suku, atau
ras apapun.
Hukum Mestakung ini terdiri dari 3 hukum yang saya
ringkaskan sebagai Krilangkun (merupakan singkatan dari kata KRItis, LANGkah
dan teKUN). Hukum ini berbunyi sebagai berikut:
Hukum 1: hukum Kritis
„Pada setiap kondisi KRITIS
ada jalan keluar“
Hukum 2: hukum Langkah
„Ketika seorang MELANGKAH, ia akan melihat jalan
keluar“
Hukum 3: hukum Tekun
„Ketika
seorang TEKUN melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta
mendukung).
Penjelasan hukum 1:
Telah kita lihat dalam berbagai contoh di atas bahwa pada setiap
kondisi kritis pasti ada jalan untuk keluar dari kondisi kritis itu. Semua
agama mengajarkan bahwa kalau kita berada dalam kondisi kritis jangan
menyerah, Tuhan Yang Maha Kuasa sudah menyediakan jalan keluar.
Ada dua jenis kondisi kritis: kondisi
kritis sekarang dan kondisi kritis yang diciptakan.
Kondisi
kritis sekarang maksudnya adalah kondisi kritis yang sedang dialami atau
sedang menimpa saat ini. Misalnya pada contoh diatas angsa yang sedang
menghadapi musim dingin ataupun orang yang sedang dikejar anjing. Contoh lain
adalah mereka yang sedang sakit, atau menghadapi masalah keluarga,
masalah bisnis (hutang yang tidak terbayar) atau masalah apapun juga. Hukum
ini mengatakan bahwa pada masalah-masalah ini ada jalan keluar. Jadi jangan
takut, percayalah bahwa telah tersedia jalan keluar.
Kondisi kritis
yang diciptakan adalah kondisi kritis yang kita buat sendiri. Misalnya pada
contoh diatas adalah tentang pasir yang dituangkan membentuk bukit pasir
ataupun air yang dibuat pada keadaan kritis. Dalam kehidupan sehari-hari kita
bisa menciptakan kondisi kritis yaitu dengan keluar dari zona kenyamanan
(comfort zone) kita. Kita bisa membuat target-target yang tinggi misalnya
penghasilan yang dua kali lipat lebih besar, juara dalam pertandingan tingkat
dunia, membangun gereja besar, mengerti suatu hukum alam, menjadi peraih
Nobel, mempunyai keluarga yang sejahtera, mendirikan sekolah ataupun
mendirikan rumah sakit. Bagi mereka yang menginginkan suatu perubahan,
ciptakanlah kondisi kondisi kritis berupa target-target yang tinggi.
Penjelasan hukum 2:
Kalau kita mau melihat jalan keluar
dari kondisi kritis, kita harus melangkah yaitu dengan membuat strategi untuk
menyelesaikan masalah itu, rajin bertanya pada banyak orang, meminta bantuan
dan nasehat orang bijak, sharing (bercerita) pada orang disekitar kita,
membaca buku dan literatur, belajar dari orang yang berhasil keluar dari
kondisi yang mirip, berlatih keras, ataupun merenung sambil berpikir.
Ketika kita melangkah inilah kita
akan melihat titik-titik terang berupa pemecahan masalah. Magnet pada
kondisi kritis tidak mungkin kehilangan kemagnetannya kalau kita tidak
menaikan suhunya. Suatu bahan superkonduktor yang berada pada suhu kritis
tidak akan menjadi superkonduktor jika suhunya tidak diturunkan sedikit lagi.
Angsa-angsa tidak mungkin keluar dari kondisi kritisnya jika ia tidak bertemu
dengan angsa-angsa lain untuk terbang bersama. Orang yang dikejar anjing
tidak mungkin lepas dari gigitan anjing jika tidak melangkah lari. Seorang
yang ingin jadi presiden tidak mungkin bisa jadi presiden jika tidak membuat
strategi kesana. Seorang yang ingin sembuh tidak mungkin sembuh jika tidak
mencari jalan atau nasehat orang-orang yang sebelumnya pernah mengalami hal
yang sama.
Penjelasan hukum 3:
Pada kondisi kritis, ketika kita
terus melangkah dan melangkah dengan tekun, maka kita akan melihat mestakung,
semesta mendukung kita untuk keluar dari kondisi kritis. Tuhan telah
menciptakan semesta untuk kita keluar dari kondisi kritis ini. Mestakung hanya
bekerja ketika kita tekun. Sel-sel orang yang dikejar anjing tidak mungkin
menghasilkan energi yang lebih jika orang itu tidak tekun berlari dan
berlari. Seorang Jonathan Pradhana Mailoa tidak mungkin jadi absolute winner
olimpiade fisika ke 38 di Singapura jika tidak tekun berlatih dan berlatih
(ketika berlatih dan berlatih keras inilah semesta mendukung, para pelatih
terdorong untuk memberikan buku dan materi yang tepat, para sponsor terdorong
untuk memberikan dana bagi pelatihan, keluarga mendukung, sekolah dan
yayasannya mendukung, teman-temannya mendukung, semua mendukung sehingga apa
yang diimpi-impikan oleh Jonathan berupa medali emas olimpiade fisika bisa
tercapai).
Seorang Wahid Supriadi Supriadi tidak
mungkin membuat Festival Indonesia di Melbourne. Menurut apa yang saya dengan
dari Wahid Supriadi, Konsul Jenderal Indonesia di
Melbourne KJRI tidak punya dana promosi untuk menyelenggarakan festival
Indonesia ini. Mereka harus memutar otak untuk mencari dana. Mereka
melangkah, KJRI mendirikan Lembaga Independen Festival Indonesia Inc.
dengan modal nol! Mereka melangkah lagi, mengirim surat ke ratusan
perusahaan/institusi potensial baik di Australia maupun di Indonesia untuk
minta dukungan. Namun, responnya sangat menyedihkan. Apakah mereka menyerah?
Tidak! Pak Wahid tekun melangkah, membangkitkan semangat para
penyelenggara, menyusun strategi, menghubungi semua kontak baik individu
maupun lembaga-lembaga swasta dan pemerintah yang masuk dalam mailing list
KJRI, dan menjual program-program FI. Tahu apa yang terjadi? Terjadilah
Mestakung di mana-mana. Mahasiswa-mahasiswa dan masyarakat Indonesia di
Australia menyingsingkan lengan bajunya. Mereka bekerja bersama-sama,
mengatur acara, mencari dana, mengundang orang-orang terkenal dari Indonesia
untuk acara seminar, mengundang para penari untuk menunjukkan budaya
Indonesia, dan sebagainya. Beberapa Pemda mulai menunjukkan komitmennya, para
sponsor pelan-pelan mulai menghubungi panitia, dan juga kalangan pengusaha
mulai mendaftarkan diri untuk ikut konferensi walaupun harus membayar. Bahkan
dalam minggu-minggu terakhir beberapa sponsor utama datang dan menyatakan
komitmennya untuk membantu festival tersebut. Ribuan orang datang ke Federal
Court di Melbourne untuk menyaksikan Festival yang luar biasa ini. Selama dua
hari festival budaya, makanan, dan perdagangan dihadiri sekitar 67 ribu
orang, sementara business conference dihadiri sekitar 150 pengusaha,
pejabat Pemda baik dari Indonesia maupun Australia. Luar biasa! Selesai
acara, pemerintah kota Melbourne memberikan pujian dan meminta agar acara ini
dapat diselenggarakan secara rutin setiap tahun di Melbourne. Pemerintah
Melbourne bahkan berjanji akan mendukung termasuk pendanaannya. Luar biasa!
Ketekunan membangkitkan mestakung yang membantu keluar dari kondisi kritis.
Apakah Mestakung meniadakan peran
Tuhan?
Ada yang bertanya pada saya apakah
dengan adanya Mestakung, tidak ada lagi peran Tuhan? Jika tidak ada peran
Tuhan apakah Tuhan itu perlu ada?
Dalam konsep mestakung, kita mengenal
Tuhan sebagai pencipta Mestakung. Tuhanlah yang menciptakan semesta
yang dapat mengatur diri ketika suatu sistem disekitarnya berada pada keadaan
kritis, untuk membantu sistem itu keluar dari kondisi kritis. Disini
peran Tuhan sangat jelas. Tanpa Tuhan tidak akan ada mestakung. Tanpa Tuhan
tidak pernah ada konsep pengaturan diri sendiri yang begitu indah.
(Yohanes Surya) |
Mengenai Saya
- rizqi diaz
- jember, Jawa timur, Indonesia
- Alumni fisika MIPA Universitas Jember
0 komentar:
Posting Komentar