1.
Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk
a.Jumlah Penduduk
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar (mencapai 203.456.000 berdasarkan sensus penduduk tahun 2000), maka tidak heran jika Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan bagi kalangan dunia usaha. Sebenarnya, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi jika sumber daya manusia yang ada merupakan sumber daya manusia yang berkualitas; namun jika sumber daya manusia yang berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka banyaknya jumlah penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat ketergantungan dari manusia yang tidak produktif terhadap manusia yang produktif. Indonesia telah mengadakan sensus sebanyak
lima kali sejak tahun 1945 hingga tahun 2000. Perkembangan jumlah penduduk sejak sensus pertama hingga terakhir (2000) dapat dilihat pada tabel di samping.
Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama di antara negara-negara ASEAN, menempati urutan ke tiga di Benua Asia setelah RRC dan India, serta menempati urutan
ke empat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Perhatikan tabel berikut!
Kenaikan jumlah penduduk di tiap negara tersebut secara otomatis memengaruhi banyaknya jumlah penduduk dunia. Kondisi ini merupakan bentuk dinamika penduduk dunia.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar (mencapai 203.456.000 berdasarkan sensus penduduk tahun 2000), maka tidak heran jika Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan bagi kalangan dunia usaha. Sebenarnya, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi jika sumber daya manusia yang ada merupakan sumber daya manusia yang berkualitas; namun jika sumber daya manusia yang berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka banyaknya jumlah penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat ketergantungan dari manusia yang tidak produktif terhadap manusia yang produktif. Indonesia telah mengadakan sensus sebanyak
lima kali sejak tahun 1945 hingga tahun 2000. Perkembangan jumlah penduduk sejak sensus pertama hingga terakhir (2000) dapat dilihat pada tabel di samping.
Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama di antara negara-negara ASEAN, menempati urutan ke tiga di Benua Asia setelah RRC dan India, serta menempati urutan
ke empat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Perhatikan tabel berikut!
Kenaikan jumlah penduduk di tiap negara tersebut secara otomatis memengaruhi banyaknya jumlah penduduk dunia. Kondisi ini merupakan bentuk dinamika penduduk dunia.
1 ) Dampak
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:
a) meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
b) meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja;
c) meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing); serta
d) meningkatnya angka kriminalitas.
2 ) Upaya Penanggulangan
Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil pemerintah
Indonesia dalam upaya
mengatasi masalah jumlah penduduk.
a) Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional,
dengan
cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan,
mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis
anggapan yang salah tentang anak.
b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
b. Pertumbuhan Penduduk
Seperti halnya negara-negara berkembang pada umumnya, negara kita senantiasa mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini berarti Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Namun, jika diperhatikan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia
dari periode ke periode cenderung mengalami penurunan.
1 ) Dampak
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk memiliki kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk.
2 ) Upaya Penanggulangan
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
b) Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c) Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.
1.Pertumbuhan Penduduk Non Alami
Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh
dari selisih imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar).
Pertumbuhan penduduk non alami disebut juga dengan pertumbuhan penduduk karena
migrasi. Perhitungan pertumbuhan penduduk non alami dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
P = I - E
Keterangan :
P
= Pertumbuhan penduduk
I
= Imigrasi
E = Emigrasi
2. Pertumbuhan penduduk alami
Pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian
dalam satu tahun disebut pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhannya dinyatakan
dalam perseribu dan perhitungannya dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
P = L – M
P
= Pertumbuhan penduduk
L
= Lahir
M
= Mati
3. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk
totalPertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih
jumlah kelahiran dengan kematian ditambah dengan selisih pertumbuhan non alami.
Perhitungan pertumbuhan penduduk total dapat digunakan rumus sebagai berikut:
P
= (L – M ) + (I – E)
P
= jumlah pertumbuhan penduduk dalam satu tahun
L
= jumlah kelahiran dalam satu tahun
M=
jumlah kematian dalam satu tahun
I
= Imigrasi
E
= Emigrasi
2.
Komposisi
Penduduk
a. Pengertian
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk atas
dasar kriteria tertentu.Misalnya,secara geografis,biologis,sosial dan atau
ekonomi. Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah
komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat
mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin merupakan yang terpenting. Komposisi menurut
umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara untuk
menentukan kebijakan kependudukan mereka untuk beberapa tahun ke depan.
b. Macam-macam
Komposisi Penduduk
a.)
Komposisi Penduduk Menurut Umur
Komposisi penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. usia belum produktif (kelompok umur < 14 tahun), b. usia produktif (kelompok umur antara 15 - 64 tahun), dan c. usia tidak produktif ( kelompok umur > 64 tahun)
Berdasarkan pengelompokan umur tersebut dapat diketahui rasio beban tanggungan (dependency ratio) yang dapat digunakan untuk melihat angka ketergantungan suatu negara. Rasio beban tanggungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk usia nonproduktif dengan penduduk usia produktif. Rasio beban tanggungan (dependency ratio) dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.
Komposisi penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. usia belum produktif (kelompok umur < 14 tahun), b. usia produktif (kelompok umur antara 15 - 64 tahun), dan c. usia tidak produktif ( kelompok umur > 64 tahun)
Berdasarkan pengelompokan umur tersebut dapat diketahui rasio beban tanggungan (dependency ratio) yang dapat digunakan untuk melihat angka ketergantungan suatu negara. Rasio beban tanggungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk usia nonproduktif dengan penduduk usia produktif. Rasio beban tanggungan (dependency ratio) dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.
b.)Komposisi
Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (rasio jenis kelamin) dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan penduduk. Perbandingan (rasio) jenis kelamin dapat diketahui dengan rumus berikut ini.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah tertentu. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (rasio jenis kelamin) dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan penduduk. Perbandingan (rasio) jenis kelamin dapat diketahui dengan rumus berikut ini.
Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu daerah akan dipengaruhi oleh:
a. sex ratio at birth atau rasio jenis kelamin pada waktu kelahiran. Di beberapa negara umumnya berkisar antara 103-105 bayi laki-laki per 100 bayi perempuan.
b. pola mortalitas (kematian) antara laki-laki dan perempuan, jika kematian laki-laki lebih besar daripada angka kematian perempuan, maka rasio jenis kelamin akan makin kecil.
c. pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, jika suatu daerah banyak penduduk perempuan yang bermigrasi keluar daerah, maka rasio jenis kelaminnya akan besar, demikian sebaliknya jika banyak penduduk laki-laki yang bermigrasi keluar, maka rasio jenis kelamin juga akan rendah.
1. Berdasarkan
aspek biologis
Misalnya : penduduk di suatu desa
digolongkan berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan
jenis kelamin.
Umur
penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
–
Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
– Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia
dewasa/usia kerja/usia produktif.
– Umur 65 tahun keatas dinamakan
usia tua/usia tak produktif/usia jompo
2. Berdasarkan aspek sosial
Misalnya : penduduk digolongkan
berdasarkan tingkat pendidikan dan status perkawinan.
Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan
tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat
dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan
penduduk.
3.
Berdasarkan aspek ekonomis
Misalnya : penduduk digolongkan
berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.
Komposisi penduduk menurut pekerjaan
Penduduk dapat
dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap tiap orang.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI,
buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
4.
Berdasarkan aspek geografis
Misalnya : penduduk di golongkan
berdasarkan lokasi tempat tinggal.
Tempat tinggal yang sering digunakan
dalam komposisi ini adalah tempat
tinggal penduduk di desa dan
di kota. Ciri khas negara agraris seperti
Indonesia adalah sebagian
besar penduduk tinggal di desa.
C.Piramida Penduduk
Piramida Penduduk adalah grafik yang menyajikan data penduduk
berdasarkan umur, jenis kelamin dan daerah suatu penduduk.
Piramida
penduduk disajikan dalam dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukan
jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukan jumlah oenduduk
perempuan dalam kelompok interval usia peduduk lima tahunan. Yang laki-laki
digambarkan di sebelah kiri dan kanan untuk wanita.
Macam Bentuk Piramida
Penduduk
Perlu
diketahui bahwa piramida penduduk bisa berbeda di tiap wilayah atau negara,
namun tetap patokan dasarna ada 3 bentuk, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda
(Expansive)
Digambarkan
seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran
yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang
berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia,
Malaysia, Filipina, India
Ciri-ciri
Piramida Expansive :
a.
Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Piramida Penduduk
Stasioner
(Granat)
Piramida
Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada
piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner).
Biasanya terdapat di negara maju seperti : Singapura,
Jepang
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
3. Piramida Penduduk Tua
(Constructive)
Nah
kalau yang ini kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti
Batu Nisan. Piramida ini menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan
tingkat kematian sangat tinggi, jadinya pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman,
Swiss dan Belgia
Ciri-ciri
Piramida Penduduk Tua :
a.
Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b.
Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c.
Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d.
Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
3. Persebaran
Penduduk Dan Migrasi
Persebaran penduduk dan migrasi
ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Membicarakan masalah
migrasi pasti juga harus membicarakan masalah persebaran penduduk, demikian
pula sebaliknya. Bagaimana persebaran penduduk dan migrasi akan kita pelajari
melalui uraian berikut ini!
a.
Persebaran Penduduk Indonesia
Lihatlah persebaran penduduk
Indonesia pada gambar diatas. Kalian dapat menemukan pulau mana saja di
Indonesia yang penduduknya sudah sangat padat. Warna pada peta menggambarkan
tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah. Tampak bahwa beberapa daerah di
Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah
penduduk (under population). Sebagai contoh di Papua, kepadatan penduduk
rata-rata hanya mencapai 4 jiwa/kilometer persegi. Sementara pulau Jawa
kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa/kilometer persegi. Pulau Jawa dan
Madura dengan luas 132 ribu km2 berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010.
Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika
seluruh penduduknya dijumlahkanpun tidak akan dapat mencapai jumlah penduduk
yang tinggal di Pulau Jawa. Bagaimana dampak penduduk yang tidak merata
tersebut? Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah
masalah tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan, karena di daerah dengan
penduduk yang padat berarti tersedia cukup banyak tenaga kerja. Namun pada
daerah lain yang penduduknya sedikit seperti di Kalimantan dan Papua, terjadi
kekurangan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan
pembangunan. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Salah satu cara untuk
mengatasi masalah tersebut dengan mendatangkan tenaga terampil dari
daerah-daerah yang penduduknya padat. Pada peta di gambar di atas, kita
mendapatkan informasi penduduk terpadat di Indonesia adalah Pulau Jawa. Mengapa
begitu? Hal ini tidak lepas dari sejarah kehidupan masyarakat Indonesia. Pulau
Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang pertanian
tradisional. Pada masa lalu, penduduk Pulau Jawa masih mengembangkan pola
ekonomi tradisional berupa pertanian. Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar
wilayahnya mudah terjangkau itulah yang menjadi salah satu penyebab persebaran
penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu, Pulau Jawa juga menjadi pusat
perkembangan politik pada masa pengaruh Hindu, Buddha, Islam, dan masa
penjajahan. Tidak mengherankan apabila sarana dan prasarana di Pulau Jawa cukup
lengkap. Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, pusat kegiatan ekonomi masyarakat
sekarang tersebar ke seluruh nusantara. Bahkan Pulau Jawa yang penduduknya
sudah sangat padat mulai mengalami kekurangan lahan untuk mengembangkan
pertanian di sana. Pertanian dan pertambangan saat ini telah berkembang di
berbagai daerah Indonesia. Pemusatan penduduk di Pulau Jawa saja tentu
sangat merugikan proses pembangunan nasional, karena itu perlu dilakukan upaya
pemerataan penduduk agar seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia
dapat dikembangkan secara optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah
penduduk di Indonesia adalah dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah
yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut
tentu dapat dilakukan dengan keinginan sendiri ataupun diprogramkan oleh
pemerintah.
b.
Migrasi Penduduk
Berkat kemajuan transportasi dan
komunikasi, saat ini masyarakat sangat mudah melakukan perpindahan dari satu
daerah ke daerah lainnya. Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain
baik untuk menetap maupun sementara, perseorangan maupun kelompok disebut migrasi.
Mengapa orang melakukan kegiatan migrasi?
1) Penyebab Migrasi
1) Penyebab Migrasi
Ada beberapa alasan yang menjadi
penyebab penduduk melakukan kegiatan migrasi seperti:
a)
Bencana alam
Kalian tentu sadar bahwa
masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan
gunung meletus. Di Indonesia, hanya Pulau Kalimantan yang tidak memiliki
ancaman gempa bumi dan gunung meletus. Karena bencana alam tersebut, sering
memaksa penduduk melakukan migrasi. Sebagai contoh pada saat Gunung Merapi meletus
tahun 2010, banyak warga terpaksa harus berpindah tempat tinggal ke daerah lain
karena tempat tinggalnya masuk dalam kawasan bahaya.
b)
Lahan semakin sempit
Masyarakat
petani pedesaan yang lahan pertaniannya semakin sempit, sementara anggota
keluarganya banyak, kadang menghadapi masalah ekonomi yang sulit diselesaikan.
Untuk mengatasinya, mereka melakukan perpindahan ke daerah lain untuk mencari
pekerjaan baru atau mencari daerah yang lahan pertaniannya masih luas.
c) Situasi Pertentangan
Pertentangan menyebabkan penduduk
melakukan migrasi ke tempat lain karena merasa tidak aman dan nyaman di tempat
tersebut. Situasi pertentangan ini biasanya tidak saling menghargai dan mau
benar sendiri tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Pertentangan yang
melibatkan banyak orang dan menyebabkan situasi tidak aman mendorong orang
melakukan migrasi ke tempat yang aman. Tentu kalian tidak ingin saling
bertentangan bukan? Pertentangan hanya akan mendatangkan masalah, oleh karena
kita harus selalu terus saling menghormati dengan orang lain.
d) Kondisi alam
Kondisi alam yang tandus kadang
kala mendorong penduduk untuk mencari daerah lain yang lebih menguntungkan.
Misalnya penduduk di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, sebagian daerahnya
tersusun atas batu gamping (limestone) yang kurang subur untuk pertanian. Hal
inilah yang menjadi salah satu pendorong penduduk daerah tersebut melakukan
migrasi ke daerah lain seperti Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lain di luar
Pulau Jawa. Perlu kalian ketahui, berkat ketekunan dan kegigihan di tempat
barunya, mereka banyak yang menjadi sukses dengan keadaan kehidupan yang lebih
baik dari di tempat asalnya.
2) Macam-macam migrasi
2) Macam-macam migrasi
Kalian telah menemukan beberapa faktor
penyebab terjadinya migrasi penduduk. Ke mana saja penduduk melakukan migrasi?
Ada penduduk yang melakukan perpindahan masih dalam satu provinsi, ada yang
melakukan ke luar pulau, bahkan ada juga penduduk yang melakukan perpindahan ke
luar negeri. Ditinjau dari daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua
yakni migrasi internasional dan migrasi nasional. Migrasi Internasional
merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi
nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam
satu wilayah negara atau disebut juga migrasi internal. Migrasi nasional
terdiri atas dua bentuk yaitu :
(1) transmigrasi dan
(2)
urbanisasi.
Pada uraian berikutnya kalian
akan mempelajari bagaimana terjadinya transmigrasi dan urbanisasi.
c. Transmigrasi
c. Transmigrasi
Beberapa
pulau besar di Indonesia seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Papua dapat
ditemukan beberapa daerah yang merupakan lokasi transmigrasi. Sebagai contoh
jika kalian tinggal di Kabupaten Lampung Selatan, kalian akan menemukan daerah
yang memiliki bahasa berbeda-beda. Apabila kalian tinggal di dekat Kecamatan
Tanjungsari dan Merbau Mataram, kalian akan menemukan masyarakat yang sebagian
besar menggunakan Bahasa Jawa. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut
tidak lepas dari pengaruh terjadinya transmigrasi pada masa lalu. Di Kecamatan
Tanjungsari dan Merbau Mataram, sebagian besar transmigran berasal dari DIY dan
Jawa Tengah, sehingga sebagian besar mereka masih menggunakan Bahasa
Jawa.
Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi?
Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi?
Transmigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah atau pulau yang berpenduduk padat
ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang dalam rangka untuk kepentingan
pembangunan nasional. Transmigrasi dapat berupa perpindahan penduduk dalam satu
daerah, tetapi juga dapat dilakukan antar provinsi atau antar pulau.
Transmigrasi dalam satu daerah misalnya penduduk di Garut Utara, Jawa Barat
dipindahkan ke Garut Selatan yang penduduknya masih sangat jarang. Pada saat
ini transmigrasi dalam satu daerah sangat jarang ditemukan di Pulau Jawa,
karena hampir semua lokasi di Pulau Jawa penduduknya sudah begitu padat.
Transmigrasi dapat dilakukan atas kehendak sendiri ataupun mengikuti program
pemerintah. Mengapa penduduk melakukan transmigrasi? Berdasarkan latar
belakang transmigrasi di atas, tentu kalian dapat menemukan tujuan pelaksanaan
program transmigrasi di Indonesia. Salah satu tujuan pelaksanaan transmigrasi
adalah untuk pemerataan penduduk. Agar penduduk tidak memusat di suatu lokasi,
maka mereka disebar ke berbagai daerah dan pulau. Transmigrasi secara tidak
langsung juga turut membentuk persebaran sumber daya manusia, alam, budaya baru
di lokasi kedatangan. Tujuan lain transmigrasi adalah meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Lahan yang sempit di Pulau Jawa ketika diolah mungkin hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan melakukan transmigrasi,
suatu keluarga akan memperoleh lahan luas di pulau lain. Ketersediaan lahan
yang luas membuat seluruh anggota keluarga dapat bekerja dengan baik, sehingga
hasilnya melimpah. Masalah pengangguran juga dapat terselesaikan berkat dengan
program transmigrasi. Transmigrasi juga bertujuan untuk menanggulangi bencana
alam. Sebagai contoh, penduduk di sekitar daerah rawan bencana seperti Gunung
Merapi dan Gunung Sinabung dipindahkan ke daerah lain yang tidak
berbahaya. Sebagai warga negara, sepatutnya kalian mendukung program
transmigrasi dengan baik. Dengan pemerataan penduduk yang baik, maka bangsa Indonesia
semakin kuat. Persatuan dan kesatuan bangsa dapat selalu terjaga. Karena itu
masyarakat harus selalu menjaga kebersamaan dengan mengembangkan sikap
toleransi. Terjadinya transmigrasi pasti akan mempertemukan
kebudayaan-kebudayaan yang berbeda. Setiap masyarakat harus saling menjaga
untuk saling memahami dan menghormati kebudayaan lain, sehingga tercipta
keselarasan sosial yang ideal.
d.
Urbanisasi
Apa yang dimaksud dengan urbanisasi? Mengapa
terjadi urbanisasi? Bagaimana dampak urbanisasi?
Contoh
nyasuasana arus mudik lebaran di Pulau Jawa. Pemandangan seperti itu dapat
dilihat setiap tahun. Mudik artinya pulang kampung. Mengapa mereka melakukan
mudik? Apakah mereka bukan penduduk Jakarta? Ternyata sebagian besar mereka
telah menjadi penduduk Jakarta. Tetapi tradisi mudik bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia tidak bisa ditinggalkan. Tradisi tersebut berkaitan dengan
urbanisasi. Apa yang dimaksud urbanisasi? Perpindahan penduduk dari desa
ke kota sering diartikan urbanisasi. Saat ini pengertian urbanisasi bukan
sekedar perpindahan secara fisik saja, namun dapat diartikan juga sebagai suatu
proses perpindahan yang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, demografi,
sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana perdesaan menjadi suasana kehidupan
kota juga dapat diartikan sebagai urbanisasi. Setelah kalian memahami
pengertian urbanisasi, selanjutnya kita akan mencari tahu mengapa seseorang
melakukan urbanisasi. Bertambahnya penduduk kota, bertambah luasnya kota dan
penambahan jumlah kota disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab utama
urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Mengapa terjadi? Ada
dua hal penting yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yakni (1) daya dorong
desa dan (2) daya tarik kota.
1)
Daya dorong desa
Salah
satu ciri kehidupan masyarakat desa adalah mata pencahariannya yang relatif
homogen. Sebagian besar dari mereka hanya memanfaatkan alam sebagai sumber
kehidupan. Masyarakat pegunungan dan dataran rendah, mereka menggantungkan
kehidupan dari pertanian, perkebunan, perikanan, hasil kerajinan, dan sebagian
di sektor jasa. Pertumbuhan penduduk terus berkembang, sementara lahan
yang tersedia berkembang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Andaipun
lahan masih luas, fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas. Sebagai contoh
fasilitas pendidikan, sosial, olahraga, dan hiburan di desa yang relatif
terbatas. Hal inilah yang mendorong masyarakat desa pergi ke kota untuk
memperoleh suasana kehidupan yang lebih dinamis. Kehidupan mengandalkan
alam menghadapi resiko berupa kegagalan-kegagalan akibat perubahan alam itu
sendiri. Kemarau panjang, banjir, dan hama sering membuat kehidupan masyarakat
desa kurang menentu. Hal inilah yang mendorong sebagian masyarakat desa mencari
pekerjaan yang hasilnya lebih diandalkan. Dari uraian di atas, dapat ditemukan
beberapa penyebab penduduk desa melakukan migrasi ke kota, antara lain;
Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan. Semakin sempitnya lahan pertanian.
Keberhasilan pertanian yang tidak pasti seperti paceklik, kekeringan, dan
serangan hama. Minimnya fasilitas sosial di pedesaan. Kehidupan desa yang tidak
bervariasi atau monoton.
2)
Daya tarik kota
Bagi masyarakat desa, kota sering
diidentikkan dengan kemajuan dan modernisasi. Keunggulan utama di kota adalah
sarana yang lengkap dan prasarana yang tersedia. Penduduk kota yang padat
mendorong pemerintah dan swasta membangun berbagai sarana dan prasarana dengan
berbagai tujuan. Pemerintah membangun sarana pendidikan, pelayanan
masyarakat, gedung kesenian, gedung olahraga, dan pusat pemerintahan di kota.
Tentu tujuannya adalah agar mudah diakses dari berbagai pelosok, termasuk dari
luar. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu akan menuntut jenis pekerjaan
yang lebih heterogen juga. Pertumbuhan dan perkembangan kota lebih dinamis jika
dibandingkan dengan di desa. Perkembangan perusahaan swasta juga
cenderung makin banyak di kota. Selain memudahkan urusan administrasi, pusat
perusahaan di kota juga mudah melakukan akses ke berbagai penjuru. Fasilitas
yang dibutuhkan perusahaan pun lebih lengkap di kota. Berkebalikan dengan daya
dorong desa, tentu ada daya tarik kota yang menyebabkan masyarakat menyukainya.
Sebagai daya tarik kota di antaranya adalah:
1.
Lapangan pekerjaan di kota lebih banyak
dibanding di desa.
2.Upah
pekerja di kota yang lebih tinggi dibanding di desa.
3.Fasilitas
pendidikan, sosial, olahraga, dan lain-lain lebih lengkap dibanding di
desa.
Selain karena perpindahan
penduduk dari desa ke kota, urbanisasi terjadi karena pertumbuhan kota.
Pertumbuhan kota meliputi pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan wilayah. Sebuah
kota kecil akan terus berkembang hingga menyebabkan daerah-daerah sekelilingnya
akhirnya menyatu menjadi satu kesatuan kota yang lebih besar. Sebagai contoh
adalah kota Jakarta. Pada awal perkembangan Jakarta adalah pusat urbanisasi.
Tetapi saat ini Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sudah menjadi satu
kesatuan kota, walaupun secara administratif berbeda. Kalian juga dapat
mengamati kota terdekat dengan tempat tinggalmu. Pasti kalian akan menemukan
proses perkembangan kota tempat tinggalmu atau kota terdekat dengan tempat
tinggalmu. Munculnya kota-kota baru juga menjadi salah satu pendorong
proses urbanisasi. Sebagai contoh, ladang minyak yang ditemukan di beberapa kota
di Provinsi Riau mendorong munculnya kota-kota seperti Duri dan Dumai. Contoh
lain adalah penemuan tambang tembaga dan emas di Provinsi Papua. Pada masa lalu
tumbuhnya kota-kota besar lainnya seperti kota Batavia (Jakarta), Surabaya,
Semarang, Makasar, dan sebagainya disebabkan letak strategis sebagai
persinggahan kapal- kapal dagang menjadikan Batavia, Semarang, Surabaya,
Makassar, dan Ambon sebagai tempat bertemunya penduduk lokal dan asing.
Urbanisasi terjadi apabila ada perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari
kota kecil ke kota besar. Urbanisasi terus akan terjadi, sejauh lapangan
pekerjaan dan fasilitas umum di kota masih dipandang oleh masyarakat desa lebih
baik daripada lapangan pekerjaan di pedesaan. Masalah yang ditimbulkan oleh
adanya urbanisasi ini antara lain adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran
di perkotaan, karena jumlah tenaga kasar dari perdesaan semakin banyak dan
semakin murah. Banyaknya pengangguran berakibat semakin tingginya tindak
kejahatan. Selain itu aktivitas urbanisasi yang besar dapat mengakibatkan
permasalahan baru seperti tumbuhnya pemukiman kumuh. Upaya untuk
menghentikan laju urbanisasi antara lain adalah dengan membuka lapangan
pekerjaan di pedesaan. Salah satunya dengan membangun industri yang banyak menyerap
tenaga kerja seperti pabrik dan pusat perdangan. Cara lain yang dapat dilakukan
yaitu melalui pembangunan fasilitas umum seperti fasilitas pendidikan,
kesehatan, dan transportasi di desa-desa. Dampak negatif urbanisasi
terhadap desa misalnya berkurangnya tenaga terdidik dan menurunnya kualitas dan
kuantitas pertanian di desa. Dampak negatif lainnya adalah pengaruh budaya
negatif dari kota. Namun demikian desa juga merasakan manfaat urbanisasi
seperti menurunya angka pengangguran, meningkatnya daya beli desa karena uang
dikirim dari kota, pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya positif
dari kota. Bagi kota, urbanisasi menimbulkan dampak negatif seperti
meningkatnya jumlah penduduk kota, berkurangnya lahan kota, ketatnya persaingan
kerja, dan masalah sosial lainnya. Dampak positif urbanisasi bagi kota misalnya
tersedia tenaga kerja murah terutama tenaga kerja kasar, dan terjadinya
kompetisi yang tinggi dalam rekrutmen tenaga kerja sehingga dihasilkan tenaga
kerja yang unggul.
0 komentar:
Posting Komentar