Menurut
definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,
bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai
perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :
(dikutip dari Ekonomi Pariwisata, hal 21)
a. Harus
bersifat sementara
b. Harus
bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena dipaksa
c. Tidak
bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran
Dalam
kesimpulannya pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan
hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di
luar tempat tinggalnya. Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak
berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.
Kepariwisataan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata
(Yoeti, 1997, p.194). Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian
dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara
untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Sedangkan wisatawan adalah orang
yang melakukan kegiatan wisata.
“Tourism
is an integrated system and can be viewed in terms of demand and supply. The
demand is made up of domestic and international tourist market. The supply is
comprised of transportations, tourist attractions and activities, tourist
facilities, services and related infrastructure, and information and promotion.
Visitors are defined as tourist and the remainder as same-day visitors”.
Pada
garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki
arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor
ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan
domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh
transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan
dan prasarana terkait serta informasi dan promosi.
Suatu
obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati
pengunjung, yaitu :
a. Something
to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat
atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek
tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari
wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.
b. Something
to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan
sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa
fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama
makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah
untuk tinggal di sana.
c. Something
to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah
ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai
oleh-oleh. (Yoeti, 1985, p.164).
Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata
Pengelolaan
pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menenkankan
nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosil yang
memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi
kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (1985, dalam Dowling dan Fennel,
2003: 2), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1. Pembangunan
dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal dan special
local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan
lingkungan
2. Preservasi,
proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan
kawasan pariwisata
3. Pengembangan
atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya local
4. Pelayanan
kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan local
5. Memberkan
dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan pariwisata jika
terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau
menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika melampui ambang batas (carrying
cpacity) lingkungan alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampuningkatkan
pendapatan masyarakat.
Pariwisata Indonesia
Pariwisata
di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009,
pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi
minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010,
jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau
tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa
bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.
Kekayaan
alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam
Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya
tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan
Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk
terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung
Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh
tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan
warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis
Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh
kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta,
Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia.
Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO
yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain
juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan
Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi
oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta,
Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan
Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan,
sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara
dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah
ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang
berada di urutan pertama disusul RRC, Korea Selatan, Taiwan dan India. Jumlah
pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya
disusul oleh Perancis, Belanda dan Jerman. Pengelolaan kepariwisataan,
kebijakan nasional, urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan
di Indonesia diatur oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.
Perkembangan Pariwisata Kota Jember
Kota
Jember Propinsi Jawa Timur, di negara Indonesia adalah kota dengan penuh objek
wisata yang menarik. Berbagai macam objek wisata tersedia seperti objek wisata
alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata religius, wisata kuliner, wisata
minat khusus, wisata olahraga, wisata belanja, dan wisata umum. Untuk sekarang
ini saya akan membahas wisata minat khusus Jember yaitu MICE Jember Fashion
Carnaval dan wisata kuliner khas Jember.
Pada
saat orang orang sedang sibuk meniupkan terompet tahun barunya, kota Jember
justru konsentrasi merayakan hari lahirnya kota ini sejak 1 Januari 1928. Pada
1 Januari 2001, dilaksanakan Jember Fashion Carnaval yang pertama
diselenggarakan bersamaan dengan hari ulang tahun kota ini.
Dalam
perkembangannya Jember menjadi destinasi
MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). Dalam dunia
international, hal yang sangat popular dalam MICE Jember yaitu Jember Fashion
Carnaval sebagai karnaval yang termeriah dan salah satu terbesar di dunia.
Jember Fashion Carnaval (Indonesia: Karnaval Busana Jember) atau sering disebut
JFC adalah sebuah event karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri
JFC Center. Berdirinya Rumah Mode Dynand Fariz sebagai realisasi dari keinginan
Dynand Fariz sebagai pendidik di bidang fashion, tidak hanya memahami teori
saja tetapi juga terjun langsung sebagai praktisi sehingga tahu persis keadaan
di lapangan. Acara Pekan Mode Dynand Fariz dimulai saat seluruh karyawan selama
sepekan harus berpakai sesuai dengan trend fashion dunia. Rangkaian acara
dilakukan berkeliling kampung dan alun-alun Jember menjadi inspirasi timbulnya
gagasan untuk menyelenggarakan JFC.
Banyak
peserta berkarnaval, berfashion run way dan dance, di jalan utama kota Jember
disaksikan oleh ratusan ribu penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka biasanya
terbagi dalam delapan defile yang masing-masing defile mencerminkan tren busana
pada tahun yang bersangkutan. Defile pertama adalah defile Archipelago yang
mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti
Jawa, Bali, Sumatera, dan seterusnya. Defile lainnya mengangkat tema fashion
yang sedang trend apakah dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian
atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat dalam bentuk kostum yang
kesemuanya dikompetisikan untuk meraih penghargaan-penghargaan. Arena yang
digunakan untuk menggelar JFC adalah jalan utama Kota Jember sepanjang 3,6
kilometer. Untuk menuju kota Jember anda dapat menggunakan kendaraan umum,
melalui rute Surabaya-Pasuruan-Probolinggo-Lumajang-Jember.
Wisata
kuliner/Gastronomi khas Jember yaitu “Cangkruk”. Cangkruk adalah istilah
anak-anak muda daerah Jawa Timuran untuk menyebut kumpul-kumpul bersama
temannya. Istilah kerennya semacam nongkrong. Bagi sebagian umat manusia di
dunia ini, cangkruk merupakan aktivitas favorit yang biasa di lakukan setiap
hari. Di sini, di kota Jember. Kota ini menyimpan banyak tempat cangkruk yang
menyediakan kuliner-kuliner unik. Yaitu Wedang Cor Mbah As. Wedang Cor itu
bukan Wedang biasa, penampilannya mirip STMJ (Susu, Telur, Madu, Jahe),namun
bahan bakunya berbeda. Wedang Cor ini adalah olahan minuman yang terdiri dari
bahan baku air jahe, susu, ketan hitam,
dan seduhan air panas.
Selanjutnya
ada Suwar Suwir yang hampir serupa dengan Dodol dari Kota Garut, yang berbeda
adalah menggunakan Tape (Singkong yang difermentasikan) sebagai bahan utamanya
dan wujudnya lebih padat dibandingkan dodol yang lunak dan kenyal. Untuk
menambah cita rasa Suwar Suwir
menggunakan bahan-bahan pendukung lainnya seperti buah sirsak, telur
ayam dan gula.
Selain
itu terdapat pula Sego Bakar Beras Cerdas (bergas) dari tepung singkong ala
Jember. Menu ini dapat anda nikmati di
Resto Mister Te, bertempat di jalan Tawangmangu Kelurahan Tegalgede Kecamatan
Sumbersari, Jember. Di kota ini pun
terdapat Gudeg atau Nasi Pecel di Jember, namun rasanya tidak manis seperti Gudeg
asli Yogyakarta, atau pecel Madiun. Begitu juga Rujak Cingur, jangan kaget jika
warna bumbunya tidak hitam seperti Rujak Cingur khas Kota Surabaya karena di
kota ini bumbunya berwarna putih dengan
nuansa coklat.
Apabila
suka dengan menu ringan, terdapat pula
Angsle. Kendati menu ini juga banyak ditemukan di belahan kota di Jatim lainnya
seperti Malang dan Surabaya, namun, Angsle di Jember sedikit beda. Tidak ada
Serabi atau ’Petula’ yang terbuat dari beras seperti di Surabaya dan Malang.
Juga tidak ada mutiara. Rasa khas Angsle khas Jember, terasa agak pahit-pahit
enak karena makanan ringan ini disajikan bersama kacang goreng dan keripik
Emping Melinjo.
Bagi
penggemar sea food ada satu stan yang berada di tengah-tengah deretan warung
tenda seberang alun-alun kota, di Jalan Ciliwung (antara gedung Bank BRI, dan
Bank Mandiri eks Bank Exim). Warung Sea Food Cak Sis ini cukup terkenal dengan
olahan saus asam manis. Salah satunya adalah Kepiting Asam Manis, dan Kerapu
Goreng, rasanya di jamin enak. Penasaran
dengan aneka olahan rasa di kota ini, rancanglah waktu bersama keluarga
berkunjung ke kota ini.
1 komentar:
Sangat Bermanfaat buat tambahan ilmu
Posting Komentar