Mengenai Saya

Foto saya
jember, Jawa timur, Indonesia
Alumni fisika MIPA Universitas Jember
 Ada beberapa tahapan yang kita harus lewati. Tahapan ini saya namakan 3 hukum mestakung yang terdiri dari hukum Kritis, hukum Langkah dan hukum Tekun. Ketiga hukum ini saya namakan KRILANGKUN.  Krilangkun adalah singkatan dari KRItis, LANGkah dan TeKUN.
Siapa pun kita dan apa pun jabatan kita: pengusaha, guru, pedagang, pilot, dokter, sekretaris, karyawan, direktur, pejabat, hakim, bahkan supir dapat berubah dari biasa menjadi luar biasa dari good menjadi great dengan Krilangkun ini.
KRILANGKUN 1: Hukum Kritis

Pada setiap kondisi kritis ada jalan keluar“
Menurut hukum ini disetiap kondisi kritis ada jalan keluar. Ini mengingatkan kita untuk tidak kuatir ketika kita berada pada kondisi kritis. Malah kita harus bersyukur dengan kondisi kritis itu, karena kita tahu bahwa ada jalan keluar dari kondisi kritis ini. Bahkan kalau kita mau lebih sukses lagi kita harus menempatkan diri pada kondisi kritis, kita harus keluar dari zona kenyamanan kita. Menempatkan diri pada kondisi kritis dapat dilakukan dengan bermimpi sesuatu yang besar. Ciptakan kondisi kalau Anda tidak mendapatkan hal yang anda impikan itu  anda akan malu besar (misalnya dengan menceritakan impian ini ke banyak orang). Disini Anda harus benar-benar merasa kritis.
Contoh: Muhammad Ali di tahun 1964 ketika hendak melawan Sonny Liston, ia menempatkan diri pada kondisi kritis. Ia mengetuk-ngetuk pintu rumah tetangganya dan berteriak-teriak bahwa ia akan mengalahkan Sonny Liston. Ia berada pada kondisi kritis. Kondisi kritis ini memaksa ia untuk terus melangkah dan tekun (hukum kedua dan ketiga), akhirnya mestakung terjadi, sonny Liston waktu latihan cedera, sehingga ketika bertanding tidak bisa maksimal. Ia menyerah secara tiba-tiba pada ronde ketujuh.
Anda bisa menetapkan suatu tujuan yang tajam dan jelas, misalnya ingin menjadi juara dunia 3 tahun dari sekarang, ingin jadi ahli bedah nomor satu 10 tahun dari sekarang, ingin jadi guru yang terbaik dalam mengajar, ataupun ingin jadi pimpinan daerah (Camat, Bupati, Gubernur bahkan Presiden) 15 tahun dari sekarang, atau anda ingin jadi bisnismen hebat dalam 5 tahun mendatang, arsitek yang luarbiasa dalam 10 tahun mendatang, ahli komputer yang sangat hebat dalam 10 tahun mendatang, pemain sepakbola sekaliber Pele dalam 6 tahun mendatang dan sebagainya.
Atau sebagai direktur perusahaan, anda ingin penghasilan perusahaan naik 4 kali lipat dalam waktu dua tahun. Ataupun anda ingin  lepas dari Narkoba dalam 1 tahun mendatang. Atau seorang ingin sembuh dari penyakitnya yang sudah bertahun-tahun.
Kondisi kritis ini menyebabkan semesta bereaksi. Kondisi kritis ini akan menjadi semacam Lorentz Attractor (istilah dalam teori Chaos) yang akan menarik segala sesuatu disekeliling kita untuk mendukung kita keluar dari kondisi kritis ini.  Semesta akan mengatur diri membantu agar kondisi kritis ini terlewati.  Apa yang menjadi keinginan kita akan terwujud.
            Pada waktu berkunjung ke Halmahera Utara untuk memberikan orasi ilmiah di sebuah politeknik di sana, saya bertemu dengan Bupati Halmahera Utara, Hein Namotemo. Usai memberikan ceramah tentang Mestakung,  Pak Hein langsung menangkap ide ini dan langsung menentukan sasaran: Halmahera Utara Go International tahun 2010!  Pak Hein menempatkan diri pada kondisi kritis. Saat itulah mestakung terjadi. Semua jajaran staf Bupati siap mendukung. Pak Timisela, Kepala Dinas Pendidikan, segera membuat strategi bagaimana menyambut Halut 2010 ini. Untuk menggenjot prestasi, Pak Timisela menetapkan minimal nilai UAN untuk anak-anak di Halut adalah 7,5. Wow... suatu langkah berani! Suatu penempatan diri pada kondisi kritis. Inilah yang kita harus lakukan kalau ingin melihat mestakung bekerja melakukan perubahan-perubahan.
            Saya pernah membaca satu artikel bahwa Menko Kesra menetapkan nilai rata-rata minimal untuk tiga mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dinaikan dari 4,25 menjadi 5.00. Ini suatu kondisi kritis. Kita akan melihat bagaimana mestakung terjadi di sekolah-sekolah. Tiap sekolah akan berusaha mencapai nilai ini. Jika kebijakan ini dipertahankan terus dan dilaksanakan secara konsisten maka kondisi kritis ini akan terlewati. Setelah ini terlewati, kita bisa menciptakan kondisi kritis lainnya.
             Pada saat saya memberikan seminar mestakung dalam Olimpiade Sains antar pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, ada seorang peserta berkata, “Pak, saya ingin jadi Menteri Kesehatan... Saya akan berjuang untuk mencapai itu.” Wooow sungguh luar biasa. 
 Pada seminar lainnya di Universitas Indonesia, beberapa orang mengungkapkan target-target pribadi untuk menjadi menteri, anggota DPR, bahkan ada yang mempunyai target jadi presiden. Luar biasa.... Kalau saja orang-orang Indonesia mempunyai target-target yang tinggi dan berusaha keras untuk mencapai itu, maka dalam 10 tahun mendatang, Indonesia akan menjadi negara yang luar biasa.
„Ciptakanlah kondisi-kondisi kritis maka Anda akan melihat bagaimana mestakung (alam semesta mendukung) membantu Anda melewati kondisi-kondisi kritis ini“
                                                ****
KRILANGKUN 2: LANGKAH
“Ketika Seorang  melangkah, ia akan melihat jalan keluar”
Ketika Anda sudah berada pada kondisi kritis. Anda harus melangkah.  Kalau Anda tidak melangkah Anda akan binasa oleh kondisi kritis itu. Seorang yang dikejar anjing galak (berada pada kondisi kritis) akan binasa jika ia tidak melangkah (lari). Mestakung tidak akan bekerja jika ia diam saja. Ketika kita melangkah itu, kita melihat jalan keluar terbuka.
Melangkahlah walaupun langkah itu kecil. Untuk mendaki gunung tinggi kita perlu melangkah walaupun kecil. Melangkah bisa dilakukan dengan membuat strategi, mensharingkan ide pada sebanyak mungkin orang, bergerak menuju sasaran ataupun mengajak teman untuk bersama-sama melewati kondisi kritis ini.
            Mao Ze Dong di tahun 1934 menetapkan sasaran untuk melakukan long march sepanjang 9000 km dengan puluhan ribu anak buahnya. Beliau melangkah dan melangkah. Melintasi gunung, lembah, meniti jalan setapak dengan menggunakan obor di waktu malam. Serangan tentara musuh,  penyakit, hujan, badai pasir, badai angin, dan berbagai rintangan harus dihadapi. Namun, dengan tekad teguh, akhirnya setelah setahun  sekitar 8000 orang tiba dengan selamat di akhir perjalanan yang sangat fantastis dan tampak tidak mungkin ini.
            Tahun 1984 saat saya masih mahasiswa jurusan Fisika di FMIPA UI, saya merasa terpanggil untuk mengembangkan pendidikan fisika yang asyik, mudah, dan menyenangkan di Indonesia. Namun, saya merasa ilmu yang saya peroleh dari S1 ini sangat kurang. Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Sayang, waktu itu saya tidak ada biaya sama sekali. Orang tua saya tidak akan mampu membiayai saya. Ketika baru di tingkat I dan tingkat II saja, saya hampir keluar dari UI jika tidak mendapat beasiswa supersemar, karena kami tidak mampu membayar uang kuliah.
            Tekad ke luar negeri ini begitu kuat. Saya harus melangkah. Kemudian saya memberi les privat. Uang les privat ini saya kumpulkan sedikit demi sedikit untuk membuat.... passport. Ya, passport. Banyak orang menganggap saya aneh, Ke luar negeri belum ada kepastiannya, kok sudah membuat passport?“ Teapi itulah.... kita harus berani melangkah. Ternyata tahun berikutnya, mestakung terjadi. Fisikawan Amerika Serikat datang ke Indonesia untuk meng-interview mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan salah satu mahasiswa Indonesia yang lulus interview adalah saya. Saya pun mendapat beasiswa di Department of Physics The College of William and Mary Virginia.
            Rudy, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat mempunyai resep sukses yang unik. Dia tidak pernah menunda pekerjaan. Ketika dia mendapat tugas dari dosennya selama  seminggu atau sebulan, dia menyelesaikan tugas itu di hari pertama. Ini berbeda sekali dengan kebiasaan anak-anak muda yang sering menyelesaikan pekerjaan di menit-menit terakhir (the last minutes). Menurut Rudy, kalau dia bisa menyelesaikan tugas lebih awal, dia mempunyai waktu lebih untuk berpikir lebih banyak. Hidup menjadi berkurang stresnya. Kebiasaan ini dilakukan Rudy hingga dia bekerja. Dan hasilnya, Rudy selalu mendapat pujian dari atasannya atas segala pekerjaan yang begitu rapi. Sekarang dia sukses sebagai pengusaha. Kesuksesan Rudy didapatkan karena ia selalu menciptakan kondisi kritis,  melangkah dan tidak pernah menunda-nunda.
Tahun 2005  DKI menjadi tuan rumah Olimpiade Sains Nasional (OSN). Dikmenti (Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi) dan Dikdas (Dinas Pendidikan dasar) provinsi DKI Jakarta menargetkan menjadi juara OSN 2005 ini. Mereka melangkah! Mereka menyeleksi anak-anak berbakat. Men-training-nya secara intensif, mulai Januari hingga September 2005.  Mestakung terjadi! Semua bekerja bersama-sama untuk satu tujuan. Setiap saat, Kepala Dinas Pendidikan SMA, Bp. H. Margani dan Kepala Dinas Pendidikan SD/SLTP,  Ibu Dr. Sylviana Murni memeriksa kemajuan dari training intensif ini. Hasilnya, dibandingkan tahun 2004 DKI hanya menduduki peringkat 4 dengan  5 medali emas, menjadi peringkat 1 di tahun 2005 dengan 33 medali emas. Fantastis! Jonathan Mailoa, sang absolute winner Olimpiade Fisika Internasional dan Pangus, sang The Best Experiment Olimpiade Fisika Asia juga merupakan hasil dari pembinaan intensif ini.
 Dinas Pendidikan Papua, Bp. James Modouw senantiasa mendengungkan Papua tidak boleh kalah dengan daerah lain. Papua harus bisa juara di tingkat internasional. Semua ini ditargetkan sejak tahun 2003. Walaupun penuh tantangan di awal, namun Bp. James Modouw maju dan maju terus. Mestakung terjadi! Anak-anak cerdas Papua bermunculan. Hasilnya, Septinus George Saa menjadi juara The First Step to Nobel Prize in Physics 2004, Anike Bowaire menjadi juara The First Step to Nobel Prize in Physics 2005, dan Surya Bonay menjadi juara The First Step to Nobel Prize in Chemistry 2006. Salah satu siswa berbakatnya, Andrey Awoitauw, berhasil meraih medali emas matematika OSN, mengalahkan juara dunia matematika, Ivan Kristanto, dari Jakarta. Luar biasa kalau kita mau melangkah!!!
 Dinas Pendidikan Jawa Tengah menargetkan tahun 2006 menjadi juara OSN. Segala persiapan dilakukan, mereka belajar dari DKI. Mestakung terjadi. Guru, siswa, pejabat-pejabat di dinas pendidikan termotivasi untuk mencapai target ini. Mereka bekerja keras luar biasa. Hasilnya, Jawa Tengah berhasil menjadi juara OSN 2006 dengan 19 medali emas. Padahal tahun 2005 mereka hanya peringkat 4.  Luar biasa!!!
« Ketika kita melangkah, jalan keluar terbuka, semesta (diri kita, lingkungan baik yang dekat maupun yang jauh) bersiap  mengatur diri untuk membantu kita keluar dari kondisi kritis»
                                                            *********
KRILANGKUN 3: Tekun
« Ketika seorang tekun melangkah ia akan mengalami mestakung »
Ketika kita melangkah, di tengah jalan kita akan melihat ombak dan merasakan terpaan angin. Jangan takut. Kita harus terus melangkah dengan tekun. Ketika kita tekun melangkah itulah Mestakung akan bekerja habis-habisan untuk kita. Ketekunan dan konsistensi kita dalam melangkah akan merangsang mestakung sehingga apa pun yang menjadi tujuan kita,  akan kita peroleh. Tekun dan maju terus sampai garis finish, jangan berhenti atau menyerah di tengah jalan. Kita harus  melupakan apa yang dibelakang kita yang menghambat kita, dan  menujukan pikiran dan langkah kita pada apa yang ada di depan kita. Maju dan maju terus.
            Pada pertandingan piala Eropa 1999 antara Bayern Munich dan Manchester United terjadi peristiwa dramatis yang luar biasa. Selama 90 menit pertandingan berlangsung, skor saat itu adalah 1-0 untuk Bayern Munich. Namun, pemain-pemain MU terus menekan. Akhirnya, pada waktu tambahan (injury time), pemain MU, Sherringham dan Solksjaer, secara spektakular mencetak masing-masing satu gol dalam waktu hanya 2 menit 58 detik, membalikkan skor menjadi 2-1 untuk kemenangan MU.             Setelah itu, 35 detik kemudian wasit meniup panjang tanda pertandingan usai. Para suporter dan para pemain BM tertunduk lesu. Kemenangan yang sudah di tangan lenyap begitu saja dalam waktu 3 menit. Sebaliknya, para suporter dan pemain MU terlihat begitu meluap-luap kegembiraannya. Mereka telah menggunakan waktu sebaik-baiknya, tetap tekun berjuang keras sampai akhir pertandingan.
            Wahid Supriadi, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne, bercerita waktu kami berkunjung ke Melbourne. Wahid merencanakan diadakannya Festival Indonesia di Melbourne 14-17 September 2006. Menurut Wahid, kantor tidak bisa membiayai karena KJRI tidak lagi mendapat dana promosi dari pusat. Mereka harus memutar otak untuk mencari dana hampir Rp. 670 juta bagi penyelenggaraan Festival ini. Wahid tidak gentar. KJRI mendirikan Lembaga Independen Festival Indonesi Inc. dengan modal nol!
Mereka mengirim surat ke ratusan perusahaan/institusi potensial baik di Australia maupun di Indonesia. Surat juga disebar ke seluruh Pemda, baik Indonesia maupun Australia, yang meminta dukungan agar Pemda dapat hadir dan membawa para pengusaha. Namun, responnya sangat menyedihkan. Apakah Wahid menyerah? Tidak! Wahid merasa bahwa dia sudah sampai pada titik point of no return. Dalam kondisi kritis seperti inilah terjadi mestakung. Wahid membangkitkan semangat para penyelenggara, menyusun strategi, menghubungi semua kontak baik individu maupun lembaga-lembaga swasta dan pemerintah yang masuk dalam mailing list KJRI, dan menjual program-program FI.
Tahu apa yang terjadi? Terjadilah Mestakung di mana-mana. Mahasiswa-mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Australia menyingsingkan lengan bajunya. Mereka bekerja bersama-sama, mengatur acara, mencari dana, mengundang orang-orang terkenal dari Indonesia untuk acara seminar, mengundang para penari untuk menunjukkan budaya Indonesia, dan sebagainya. Beberapa Pemda mulai menunjukkan komitmennya, para sponsor pelan-pelan mulai menghubungi panitia, dan juga kalangan pengusaha mulai mendaftarkan diri untuk ikut konferensi walaupun harus membayar. Bahkan dalam minggu-minggu terakhir beberapa sponsor utama datang dan menyatakan komitmennya untuk membantu festival tersebut.
Ribuan orang datang ke Federal Court di Melbourne untuk menyaksikan Festival yang luar biasa ini. Selama dua hari festival budaya, makanan, dan perdagangan dihadiri sekitar 67 ribu orang, sementara business conference dihadiri sekitar 150 pengusaha, pejabat Pemda baik dari Indonesia maupun Australia. Luar biasa! Selesai acara, pemerintah kota Melbourne memberikan pujian dan meminta agar acara ini dapat diselenggarakan secara rutin setiap tahun di Melbourne. Pemerintah Melbourne bahkan berjanji akan mendukung termasuk pendanaannya. Luar biasa! Suatu karya yang indah terjadi kalau kita tekun mengerjakan apa yang sudah ditargetkan.
Yang terakhir “the last but not the least” dalam melangkah dan tekun berjuang, yang harus juga diperhatikan adalah  faktor spiritual (saya namakan ini factor plus,  +). Spiritual atau iman yang kuat akan memberi kekuatan ekstra ketika kita berada pada kondisi kritis. Kepercayaan bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa akan membuat kita tekun melangkah hingga ke garis akhir kemenangan.
“Doa merupakan kekuatan untuk tetap tekun sehingga mestakung dapat bekerja”

 yohanes surya

0 komentar:

Posting Komentar

About