Mengenai Saya

Foto saya
jember, Jawa timur, Indonesia
Alumni fisika MIPA Universitas Jember

Optika dibagi menjadi dua yaitu Optika geometris dan optika fisis.. Ilmu fisika yang mempelajari tentang difraksi, interferensi, dan polarisasi cahaya disebut optika fisis. Sedangkan ilmu fisika yang mempelajari tentang pemantulan dan pembiasan cahaya disebut optika geometris.
Kita ketahui bahwa cahaya merambat sebagai gelombang, namun cahaya termasuk dalam gelombang transversal atau longitudinal belum diketahui. Namun dengan peristiwa adanya polarisasi, maka dapat dipastikan bahwa cahaya termasuk dalam gelombang transversal, karena gelombang longitudinal tidak pernah mengalami polarisasi.
Polarisasi cahaya adalah : Pengkutuban daripada arah getar dari gelombang transversal. (Dengan demikian tidak terjadi polarisasi pada gelombang longitudinal).
Berkas cahaya yang berasal dari sebuah sumber cahaya, mempunyai arah getar bermacam-macam, sinar semacam ini disebut sinar wajar.
Bila sinar wajar ini dikenakan pada permukaan pemantulan, permukaan pemantulan mempunyai kecenderungan untuk memantulkan sinar-sinar yang arah getarnya sejajar dengan cermin. Sampai pada suatu sudut datang tertentu, hanya satu arah getar saja yang dipantulkan, yaitu arah getar yang sejajar bidang cermin. Sudut ini disebut sudut polarisasi dan sinar yang mempunyai satu arah getar saja disebut : sinar polarisasi atau cahaya terpolarisasi linier.
Macam – macam polarisasi yang disebabkan oleh polaroid :
a) Polarisasi dengan Penyerapan Selektif
Teknik yang umum untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah menggunakan Polaroid. Polaroid akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah getarnya sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap gelombang-gelombang pada arah getar lainnya. Oleh Karena itu, teknik berdasarkan penyerapan arah getar  ini disebut polarisasi dengan penyerapan selektif. Suatu Polaroid ideal akan meneruskan semua komponen media listrik E yang sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap semua komponen medan listrik E yang tegak lurus pada sumbu transmisi. Polaroid pertama disebut polarisator dan Polaroid kedua disebut analisator. Sumbu transmisi masing-masing Polaroid ditunjukan oleh garis terputus-putus. 
Bahan polaroid ini ditemukan oleh E. H. Land pada tahun 1938. Bahan polaroid didapatkan dengan mengatur rangkaian panjang molekul-molekul hidrokarbon pada orientasi tertentu sehingga bila cahaya melewatinya, komponen medan listrik yang paralel dengan arah membujur rangkaian itu akan diserap. Sedang yang tegak lurus pada arah itu dibiarkan lewat tanpa mendapatkan pengaruh apa-apa. Sumbu yang tegak lurus pada arah membujur rangkaian panjang molekul-molekul hidrokarbon itu disebut sumbu transmisi. Setelah melewati polarisator berkas cahaya akan tampak redup. Hal ini mudah dipahami karena berkas cahaya yang lolos dari polarisator hanyalah sebagian dari berkas cahaya semula.
b) Polaroid dengan Pembiasan Ganda
Cahaya yang melalui bahan tersebut akan mengalami pembiasaan ganda . Jika suatu sinar jatuh tegak lurus pada suatu bidang batas, maka menurut hukum Snellius, sinar akan diteruskan tanpa membelok (membias). Sinar tak terpolarisasi terpisah menjadi dua sinar, yang disebut sinar biasa (ordinary ray) dan sinar istimewa (extraordinary ray). Keduanya adalah terpolarisasi bidang dan arah getarnya saling tegak lurus. Sinar biasa mematuhi hukum Snellius, tetapi sinar luar biasa tidak karena sinar ini merambat dengan kelajuan berbeda dalam arah berbeda di dalam Kristal.
Salah satu jenis Kristal yang dapat digunakan sebagai polaroid adalah Kristal birefringe. Kristal yang memiliki birefringence disebut kristal anisotropik. Pada kristal anisotropik elektron-elektron akan diikat dengan pegas yang berbeda, bergantung pada orientasi. Konstanta pegas yang berbeda akan memberikan kecepatan propagasi yang berbeda, karena itu indeks biasnya berbeda. Sehingga akan mengakibatkan cahaya input akan dikonvesi menjadi dua output.Contoh :Kristal isotropic (NaCl), Kristal anisotropic (kalsit)
Pada awalnya kajian polarisasi cahaya sekedar bertujuan untuk menyingkap sebagian rahasia dari sifat-sifat cahaya. Sekarang, para fisikawan justru membalik prosedur ini dan mendeduksi banyak hal tentang sifat sebuah benda berdasarkan efek polarisasi cahaya, baik yang dipancarkan oleh benda tersebut atau dihamburkan dari benda tersebut. Beberapa aplikasi yang dapat menunjukan manfaat polarisasi adalah :
1.        Kacamata Polaroid.
Kacamata ini berfungsi untuk mengurangi silau dengan cara menyeleksi salah satu arah polarisasi gelombang cahaya saja.
2.        Tekanan pada bahan – bahan ( material )
Jika material ditekan , misalnya ketika material ini membentuk bagian struktur seperti jembatan, beberapa bagian material boleh jadi mengalami tekanan yang lebih besar dibanding dengan bagian lainnya, sehingga dapat memicu kegagalan yang terduga dari sebuah struktur. Untuk memeriksanya, ahlinya membuat suatu model dari plastic transparan , yang jika model ini dilihat melalui Polaroid , area dari konsentrasi tekanan akan terlihat dimana pita – pita berwarna saling berdekatan satu sama lainnya.
3. L C D ( liquid – crystal  - display )
            Beberapa tampilan layer pada laptop biasanya terpolarisasi. Kita dapat memeriksanya  dengan meletakan selembar Polaroid di atas tampilan lalu putarlah sehingga tidak ada cahaya yang diteruskan ke mata lagi. Cahaya yang diterima dari langit berasal dari sinar matahari yang telah dihamburkan oleh atmosfer. Hamburan ini mempolarisasikan cahaya , yang tidak dapat dilihat  manusia tetapi dapat dilihat oleh beberapa jenis serangga seperti lebah , sehingga mereka dapat menentukan arah terbang.

0 komentar:

Posting Komentar

About