Mengenai Saya

Foto saya
jember, Jawa timur, Indonesia
Alumni fisika MIPA Universitas Jember

Bahan Bakar Alternatif Umbi Talas
Kandungan protein umbi talas ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan umbi lainnya seperti ubi jalar, ubi kayu dan ubi rambat. Kandungan protein tersebut kaya akan asam amino esensial (Onwueme, 1978). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hartati dan Pranan (2003) kadar amilosa talas yang diuji pada 20 kultifar talas berkisar antara 10,54% - 21,44%.(Tabel 5. Presentase karbohidrat umbi talas)
Kandungan karbohidrat umbi talas sebagian besar terdiri atas pati 77 % dari seluruh total karbohidrat. Pati umbi talas terdiri atas 17 – 28% amilosa sedangkan sisanya, yaitu 72-33%, adalah amilopektin. disamping itu, karbohidrat juga disusun oleh pentosa (2,6%), serat kasar (1,4%) dekstrin(0,5%), gula pereduksi (0,5%) dan sukrosa (0,1%).(Onwuene, 1978)
Sebelum mengolah talas menjadi beragam kudapan (olahan lain) harus memperhatikan beberapa hal. Pertama ialah pengurangan kadar kalsium oksalat pada talas. Kalsium oksalat dari persenyawaan garam antara ion kalsium dan ion oksalat. Ion ini sangat bermanfaat untuk proses metabolisme dan untuk pertahanan internal bagi talas. Namun untuk manusia senyawa ion bisa menimbulkan rasa gatal - gatal dan iritasi pada kulit (tenggorokan). Untuk menghindari hal itu bisa merendam talas dengan larutan garam. Perendaman bisa dilakukan selama lima menit, kemudian dicuci bersih dan talas siap diolah menjadi ragam olahan (Anonim, 2005).

III. Metode
Prosedur Pelaksanaan
·         Bahan baku disiapkan berupa kotoran ternak dan limbah tempurung kelapa. Kotoran ternak yang telah disortir lebih dahulu. Bahan tersebut dibersihkan dan diupayakan dalam kondisi kering. Agar lebih mempermudah proses pembuatan, tempurung dihancurkan lebih kecil agar lebih mudah ketika dihaluskan.
·         Pengelolaan superkarbon ini melalui proses pirolisis (karbonisasi). Pada awal pemanasan kayu itu mengering dan jika suhu dinaikan bahan kayu akan terdekomposisi, melepaskan beberpa bahan kimia organik dan meninggalkan sisa yang terdiri dari karbon murni.
·         Setelah menjadi arang, maka segera didinginkan dan dilakukan proses penggilingan untuk mendapatkan hasil superkarbon yang baik. Penggilingan dilakukan untuk memperhalus masa arang dan untuk memeprmudah dalam proses pencetakan.
·         Bahan yang sudah digiling dicampurkan dengan bahan perekat (limbah tapioca) . Hal ini dilakukan untuk memperkuat ikatan antar bahan yang sudah halus agar tidak pecah ketika di jemur. Bahan penyala (wax) ditambahkan  ketika awal untuk mempermudah dalam penyalaan superkarbon.
·         Adonan yang sudah dicampur dapat langsung dicetak. Pencetakan adonan dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Bentuk superkarbon pun dapat dicetak sesuai selera (kotak, silinder, segitiga dan prisma).
·         Selanjutnya dilakukan proses pengeringan untuk mempercepat penyalaan serta tidak menimbulkan asap. Pengeringan secara alami dapat dilakukan dibawah sinar matahari, hal ini dilakukan untuk menghemat biaya produksi dari superkarbon.
·         Superkarbon yang sudah selesai dilakukan pengujian mutu. Pengujian mutu ini dapat dilakukan dengan pengujian kadar air dan pengujian uji nyala. Selanjtunya superkarbon siap untuk dipasarkan
 

Modifikasi kompor minyak tanah untuk bahan bakar superkarbon diharapkan dapat menjadi energi alternatif dalam usaha industri rumah tangga pengolahan talas. Target Luaran program pembuatan bahan bakar alternatif berupa superkarbon memiliki target luaran yaitu mampu menjawab tantangan akan permasalahan sumber energi alternatif efisien baik dari segi penggunaan maupun biaya yang terjadi dimasyarakat pada umum nya dan yang terjadi di kota Bogor pada khusus nya.Hasil dari program ini diantaranya :
·         Pengurangan biaya produksi pada usaha pengolahan talas dari 30% menjadi 19,82 % sehingga dengan asumsi yang sama akan meningkatkan keuntungan sebsar Rp. 13,500,00. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari usaha pengolahan talas dari kelompok Sawargi.
·         Superkarbon dihasilkan dari pemanfaatan limbah feses sapi yang seringkali tidak dimanfaatkan, produksinya banyak dan kontinu sehingga memiliki harga jual yang relatif jauh lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar konvensional sehingga biaya produksi pada UKM usaha pengolahan talas Bogor dapat meningkatkan keuntungan bagi UKM talas Bogor. Hal ini diharapkan dapat menjadi suatu upaya agar usaha Industri Pengolahan Talas dapat terus bertahan ditengah persaingan akan Industri Rumah Tangga lainnya. Pengurangan biaya produksi dari minyak tanah  pada usaha pengolahan talas dari 30% dan setelah digantikan oleh superkarbon turun  menjadi 19,82 % sehingga dengan asumsi yang sama akan meningkatkan keuntungan sebsar Rp. 13,500,00. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari usaha pengolahan talas dari kelompok Sawargi.
·         Superkarbon dapat dijadikan  sumber energi alternatif yang ramah terhadap lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari superkarbon lebih mudah dinyalakan meskipun dalam keadaan basah, menghasilkan nyala api, dan tidak menjadi abu yang membahayakan kesehatan. 
·         Pembuatan superkarbon dapat dilakukan dengan penambahan limbah pertanian lainnya, yaitu tempurung kelapa. Superkarbon memiliki energi yang relatif besar dan efisien, penambahan limbah tempurung kelapa akan menambah energi yang dikeluarkan. Selain dapat semakin mengefisiensikan penggunaan, penggunaan limbah tersebut mampu mengurangi jumlah sampah yang berasal dari limbah pertanian seperti tempurung kelapa.
·         Kompor superkarbon mampu diterapkan pada lingkungan masyarakat yang lebih luas dan mampu mengatasi krisis/kesulitan energi yang terjadi akibat dari berbagai sebab, dari semakin tingginya harga bahan bakar konvensional sampai sulitnya mendapatkan bahan bakar tersebut akibat dari kemacetan jalur distribusi.
·         Limbah peternakan dapat dimanfaatkan dengan baik, menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi dan tidak mencemari lingkungan.
·         Terciptanya kompor modifikasi dari kompor minyak tanah sebagai kompor
superkarbon sebagai role model  aplikasi pemanfaatan limbah peternakan pada peternakan terbatas sehingga hal ini merupakan bentuk termanfaatkannya kotoran ternak pada area terbatas untuk mengurangi beban polusi kotoran ternak di Kota Bogor. Hal ini dapat mengurangi jumlah kotoran ternak di kebon pedes Kota Bogor. 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wow, menakjubtkan!! Talas pun bisa dijadikan bahan bakar alternatif. Talas memang ternyata menyimpan "sejuta" pesona. Selain itu, talas juga bisa dibuat kue lapis. Saya pernah baca resepnya di http://bit.ly/OcqRYx . Bahan-bahan untuk adonannya pun mudah didapatkan.

rizqi diaz mengatakan...

arigatoo...>_<

Posting Komentar

About